Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Petani Jangan Tergantung Pupuk Kimia

(Pati, Sukolilo) - Petani umumnya sering memilih hasil yang instan, dalam bercocok tanam padi, dengan menggunakan pupuk kimia. Padahal penggunaan pupuk organik dari kotoran hewan, justru berpeluang besar meningkatkan hasil panen dan nilai jualnya.
Penggunaan pupuk organik yang tergolong murah, ternyata belum banyak dilirik para petani. Baru beberapa Kelompok Tani di Pati yang mulai mengujicoba penggunaan pupuk yang berbahan baku mudah didapat dari kotoran kerbau atau sapi.

Kelompok Tani Mustika Desa Kedumulyo Kec Sukolilo, berhasil memanen tanaman padinya dengan pemanfaatan pupuk organik, dengah panen diatas rata-rata petani yang menggunakan pupuk kimia. Keberhasilan kelompok tani ini, mendapat perhatian Bupati Haryanto dengan turun panen bersama, di lahan garapan Kelompok Tani Mustika, Selasa pagi (3/2).
“Ternyata hasilnya imbang-imbang, lebih baik. Hanya saja masyarakat petani cenderungan pada pupuk kimia. Sehingga kalau yang sudah terbiasa menanam dengan organik itu ya yakin hasilnya semacam ini hasilnya baik.  Ternyata tadi saya pikir organik dan kimia hasilnya lebih baik, per ha bisa mencapai 9,4 ton. Non organik berkisar antara 8 – 9 ton / ha, ini hanya imbang saja,” katanya.
Bupati Haryanto mengatakan, selama ini masyarakat petani memang lebih cari yang instan. Dari yang biasa menggunakan pupuk non organik atau kimia agar daun tanamannya, 3 atau 4 hari daunnya sudah menghijau, sedang dengan organik agak lambat. Tapi dengan pupuk organik justru banyak dicari dan harganya lebih tinggi.
“Sehingga dalam hal ini, kalau bisa dibimbing Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan (Dispertanak) untuk memperluas dari lahan, karena banyak yang membutuhkan padi organik ini di super market-super market. Dan tadi saya tanya harganya, Rp.13ribu/Kg. Kalau non organik Rp.7.500/Kg,” terangnya.
Untuk itu, Bupati Pati Haryanto berharap, petaninya tidak selalu bergantung pada pupuk urea, ZA, dan pupuk kimia lainnya. Justru sebaliknya, kembali memanfaatkan dan memproses kotoran dan kencing lembu atau sapi sebagai pupuk organik untuk tanaman padi di lahan garapannya.
sumber : pasfmpati
sumber gambar : bebeja

0 Komentar

    Tambah Komentar