Donor Darah Amat Berguna
(Suara Merdeka) Tubuh manusia mempu membuat sel-sel darah untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri. "Pabrik" utama sel-sel darah adalah sum-sum tulang. Saat ini setiap donor darah akan diambil darahnya (dengan sel-sel darah di dalamnya) sejumlah 350 cc. Dengan rutin diambil maka sum-sum tulang akan aktif dan optimal dalam memproduksi darah sehingga pendonor menjadi lebih sehat.
Manusia dengan berat badan 50 kg, maka volume darahnya 10% berat badan alias 5 liter. Perdarahan pada manusia akan berbahaya jika tubuh kehilangan 20% darah, alias liter. Jadi jika diambil 350 cc, tubuh tetap aman dan dengan singkat akan tergantikan sel-sel darah dari sum-sum tulang.
Jumlah darah wanita dewasa yang dikeluarkan setiap satu siklus menstruasi rata-rata 100 cc. Jadi kaum wanita dewasa dengan berat badan 50 kg tetap aman untuk menjadi donor darah.
Setiap kantong darah yang diambil, akan dideteksi dengan peralatan canggih akan adanya bahaya penyakit yang ditularkan lewat darah, yaitu HIV, Hepatitis B, Hepatitis C dan Sifilis. Jika darah seorang donor diketahui mengandung bibit penyakit tersebut, maka PMI/ITD (Instalasi Transfusi Darah) di rumah sakit akan menghubungi donor yang bersangkutan dan memberitahu awal kandungan penyakit di darahnya. Tentu saja hal ini tidak akan dilakukan jika donor saat mengisi inform consent donor tak mau dikabari akan kondisi darahnya. Darah yang tercemar bibit penyakit akan dimusnahkan dengan peralatan dan di tempat khusus, agar tidak mencemari lingkungan. Biaya yang dikeluarkan untuk memeriksa bibit penyakit dengan alat canggih di laboratorium komerail adalah Rp 1 juta.
Setiap akan donor, pendonor akan diperiksa tekanan darah dan kadar Haemoglobinnya (Hb) dan golongan darahnya. Jelas dari awal donor akan mengetahui kondisi tekanan darahnya dan juga kadar Hbnya. Jika di luar standar tentu pendonor akan ditolak memberikan darahnya. Pendonor mengetahui tekanand darahnya, termasuk jika hipertensi (lewat tiga kali pengukuran di hari berbeda di ITD) atau Hbnya kurang (anemi), sehingga akan disarankan lebih meningkatkan gizi di makanan kesehariannya. Untuk pemeriksaan golongan darah, selain sebagai kontrol diri pendonor (karena ada penyakit tertentu yang dapat mengubah golongan darah seseorang) juga sebagai informasi jika pendonor belum mengetahui golongan darahnya. Sistem yang dipakai PMI dan ITD adalah sistem ABO dan Rhesus. Di laboratorium komersial harga pemeriksaan golongan darah rata-rata Rp. 100.000,-
Donor darah sukarela (DDS) yang dihimpunan PMI, memiliki peguyuban se-NKRI. Otomatis jumlah teman gaul pendonor akan amat banyak
Maka jadilah Donor Darah Sukarela, selain amat berguna bagi diri pendonor, (sum-sum tulang aktif, megetahui awal jika ada penyakit di tubuh) juga fungsi sosial (banyak teman) serta fungsi imani (pahala dari Yang Maha Kuasa)