Inflasi Pati Capai 1,39%
PATI, suaramerdeka.com - Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada 18 November memicu inflasi di Pati hingga menembus 1,39% dengan indek harga konsumen (IHK) sebesar 114,62% pada November. Kondisi itu menunjukkan peningkatan dibanding bulan sebelumnya (Oktober), yang mengalami inflasi 0,40% dengan IHK sebesar 113,05%.
Inflasi sebesar itu disebabkan perubahan indek harga pada sejumlah kelompok pengeluaran. Perubahan indek harga tertinggi terjadi pada keompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan. “Kalau kenaikan harga BBM terjadi pada awal bulan maka dampaknya bisa lebih besar lagi,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Pati Sri Wiyadi saat rilis data resmi bulanan di kantornya, Jumat (5/12).
Dia mengemukakan, peningkatan indek pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 5,39% berpengaruh paling besar pada kenaikan harga. Disusul indek kelompok bahan makanan 1,82%, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,41%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,15%. “Indek kelompok sandang justru terjadi deflasi sebesar 0,02%. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga cenderung stabil,” ujarnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, komoditas yang dominan memberikan sumbangan terhadap terjadinya inflasi adalah bensin, cabai merah, beras, cabai rawit, angkutan dalam kota, angkutan antarkota, dan solar. Inflasi bulanan tersebut berpengaruh pada laju inflasi tahun kalender November 2014 yang mencapai 5,44%. Adapun laju inflasi year on year (November 2014 terhadap November 2013) sebesar 5,66%.