Bupati Tinjau Infrastruktur yang Dikeluhkan Warga

Bupati Pati Haryanto, Selasa (23/6), melakukan tinjauan ke sejumlah infrastruktur yang selama ini menjadi keluhan warga masyarakat khususnya di Kecamatan Margoyoso dan Trangkil. Infrastruktur pertama yang ditinjau dan menjadi prioritas Bupati adalah jalan penghubung desa yang juga menjadi jalan industri di Kecamatan Margoyoso. “Prioritasnya ada pada pengecoran jalan sepanjang 600 meter dan pembangunan drainase di pinggir jalan ini. Jadi tolong Kades dari Ngemplak Kidul, Purworejo, Soneyan, dan Waturoyo ini buat proposal biar segera dapat kita tindaklanjuti, paling cepat di anggaran perubahan 2015 dan paling lama di anggaran 2016”, terang Bupati Pati.

Alasan Bupati memprioritaskan pembangunan tersebut karena menurut Camat Margoyoso, jalan itu seringkali rusak karena banjir. Dan banjir itu dikarenakan di kanan kiri jalan tidak ada drainase. “Padahal jalan ini akses utama ke pertanian ketela dan industri tapioka, bahkan ke pasar buah pun aksesnya lewat sini”, imbuhnya.


Infrastruktur berikutnya yang ditinjau Bupati adalah Kali Suwatu. Farida, Kades Sekarjalak, misalnya, ia mengeluhkan rendahnya jembatan yang di saat musim penghujan justru menghambat aliran air. Kondisi ini, menurut Farida, diperparah dengan banyaknya sampah yang menyumbat jembatan mengingat para pedagang pasar Bulumanis seringkali membuang sampah secara sembarangan di sungai. “Pasar Bulumanis sampahnya masuk di wilayah kami, kalau hujan airnya meluap, posisi jembatan lebih rendah daripada tanggul jadi ya sini ini langganan banjir”, keluh Farida.


Berkaitan dengan hal itu Kades Sekarjalak bersama Kades Bulumanis Kidul, yang secara berurutan wilayahnya dikunjungi Bupati, keduanya kemudian mengajukan permohonan agar Pemkab mengusahakan peninggian jembatan dan normalisasi sungai. Menanggapi hal itu Bupati tidak keberatan, hanya saja Bupati  meminta kedua Kades ini untuk bersabar. “Yang penting ajukan dulu usulan dan proposalnya”, pinta Bupati.


Kunjungan Bupati pun diakhiri dengan pengecekan jembatan Pasucen. Pertengahan Maret lalu masyarakat sekitar jembatan Pasucen dikejutkan dengan peristiwa ambruknya Jembatan Pasucen yang baru 2,5 bulan rampung dibangun oleh pihak pemborong. “Karena kejadian itu berada pada rentang waktu yang masih menjadi tanggungan pihak pemborong, maka Pemkab pun meminta pertanggungjawabannya.  Nah, saat ini  kita cek lagi hasil kerjanya biar tak terjadi lagi peristiwa serupa”, terang Bupati Pati bersama Kepala DPU saat meninjau Jembatan Pasucen di Desa Pasucen. Meski saat ini jembatan itu belum difungsikan karena umur beton belum mencukupi namun Bupati dan Kepala DPU yakin ke depan jembatan itu akan normal kembali. “Apalagi ini kan cor-coran baru. Kita juga akan tunggu umur betonnya, biar keras dulu. Selain itu, ke depan kita juga akan pantau terus, jangan sampai masyarakat yang dirugikan”, imbuh Bupati.


Jembatan ini menurut Bupati memang sempat menjadi perhatian sejumlah media. Saat jembatan tersebut ambruk, beberapa bulan yang lalu, warga sekitar harus memutar arah dan menempuh jarak sekitar 1 kilometer untuk bisa menyeberang. Saat itu, tingkat kerusakan Jembatan Pasucen yang dibangun dengan dana Rp200 juta itu memang sangat parah. Jembatan dengan panjang 6 meter dan lebar 4 meter itu terbelah dua.  Akibatnya, sepeda, sepeda motor, mobil, dan kendaraan lain tidak bisa melintas.
Akses yang terputus yakni permukiman warga di selatan dan utara yang tinggal di sekitar jembatan tersebut. Warga kemudian menggunakan bambu melintang agar jembatan tidak dilalui pengendara.
Ketika itu, lantai jembatan dan sebagian fondasi bawah memang ambruk ke sungai sehingga mengganggu aliran air. Jembatan Pasucen ambrol saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. Padahal, biasanya jembatan dilintasi berbagai kendaraan, termasuk truk.

sumber berita: pasfmpati.com

sumber gambar: admin

 

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda