Selamat Hari Pers Nasional
Hari Pers Nasional jatuh pada tanggal 9 Februari ditetapkan sejak tahun 1985 melalui Surat Keputusan Presiden No. 5/1985. Tanggal 9 Februari merupakan hari berdirinya Persatuan Wartawan Indonesia pada tahun 1946 di di Gedung Societeit Sasana Soeka(saat itu sebelum berganti nama menjadi Monumen Pers Nasional), Solo. Dengan Soemanang sebagai ketua pertama. Pada Desember 1978, PWI menyelenggarakan Kongres Ke-16 PWI di Padang. Saat itu PWI dipimpin oleh Harmoko, salah satu keputusan kongres adalah mengusulkan kepada pemerintah agar menetapkan tanggal 9 Februari sebagai Hari Pers Nasional.
Monumen Pers Nasional sendiri sebenarnya dibangun sejak tahun 1918 atas prakarsa KGPAA. Sri Mangkunegoro VII yang diperuntukkan sebagai gedung pertemuan. Gedung ini juga pernah menjadi Markas Besar Palang Merah Indonesia (PMI). Dalam kongres satu dasawarsa PWI, 9 Februari 1956, tercetuslah ide oleh Rosihan Anwar, B.M. Diah, dan S. Tahsin yang menyarankan pendirian yayasan yang akan menaungi museum pers nasional. Sebagai modal utamanya waktu itu adalah koleksi buku dan majalah milik Soedarjo Tjokrosisworo.
Baru lima belas tahun kemudian yayasan ini berencana mendirikan museum fisik. Nama "Monumen Pers Nasional" ditetapkan tahun 1973 dan lahannya disumbangkan ke pemerintah tahun 1977. Museum ini resmi dibuka tanggal 9 Februari 1978. Menurut sebuah artikel dari wikipedia yang berjudul Monumen Pers Nasional, Presiden Soeharto pada pidato pembukaan museum, memperingatkan pers akan bahaya kebebasan. Beliau menyatakan, "menikmati kebebasan demi kebebasan itu sendiri adalah keistimewaan yang tak mampu kita dapatkan".
Pers diharapakan berperan sebagai fungsi memuat gagasan-gagasan yang kreatif dan inovatif, sebagai jembatan informasi antara rakyat dengan pemerintah, penyampai aspirasi, informasi dan keadaan rakyat pada wakil rakyat atau pemerintah, sumber informasi bagi rakyat tentang apa yang telah dilakukan oleh para wakil rakyat atau pemerintah, serta berperan memelihara integrasi sosial yang multi etnis, dengan menjauhi hal-hal yang konrtroversial yang dapat memicu permusuhan. Singkatnya, dalam ranah demokrasi, pers menjadi jembatan informasi dan komunikasi antara rakyat dan pemimpinnya.
Memang betul kebebasan pers harus terus dijamin dan dipastikan. Tapi harus diatur pula, karena kebebasan yang terlalu bebas malah akan menjadi blunder terhadap pers sendiri. Bisa-bisa rakyat melakukan mosi tidak percaya kepada pers. Dengan kata lain, kebeasan yang diberikan kepada pers sepatutnya menjadi amanah untuk memberikan informasi yang positif atau kritik yang membangun dengan berlandaskan pada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan.
Peringatan Hari Pers Nasional tahun 2014 di selenggarakan di di kompleks Benteng Marlborough, Bengkulu sejak tanggal 6 Februari sampai 10 Februari 2014. Acara ini dibuka oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring. Dan Presiden SBY pun turut hadir dalam acara ini sejak Sabtu, 8 Februari, rencananya sampai penutupan acara ini. Dalam HPN 2014 digelar pameran yang diikuti berbagai perusahaan pers, instansi pemerintah daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat hingga Usaha Mikro, Kecil dan Menengah memamerkan produk-produk unggulannya.
Selamat Hari Pers Nasional 9 Februari 2014.
sumber : http://mpn.kominfo.go.id/index.php/tentang-kita/sejarah/
http://id.wikipedia.org/wiki/Monumen_Pers_Nasional
Read more: http://www.kerikilberlumut.com/2014/02/selamat-hari-pers-nasional-9-februari.html#ixzz3QpWWpMz3