PRESIDEN RI : Daya Rusak Narkoba Bisa Lemahkan Daya saing Bangsa
Penyalahgunaan narkoba terbukti telah merusak masa depan bangsa, merusak karakter manusia, merusak fisik dan merusak kesehatan masyarakat, serta dalam jangka panjang, berdampak besar bagi daya saing dan kemajuan bangsa.
Demikianlah kata-kata pembuka yang meluncur dari Presiden RI, Joko Widodo saat memberikan sambutan dalam puncak peringatan Hari Anti Narkoba Internasional (HANI) 2015 di Istana Presiden RI, pada Jumat, 26 Juni 2015.
Menurut Jokowi, persoalan narkoba perlu diwaspadai karena tingginya jumlah penyalahgunaan narkoba dari waktu ke waktu.
“Tahun 2015 diprediksi angka prevalensi penyalahgunaan narkoba mencapai 4,1 juta jiwa atau sekitar 2,2 persen. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 63 Trilyun”, sambung Presiden.
Di samping itu, Presiden juga menyebutkan bahwa kejahatan narkoba bisa digolongkan dalam kejahatan serius dan luar biasa.
“Terlebih lagi kejahatan narkoba bersifat lintas negara, dan terorganisasi sehingga menjadi ancaman nyata yang membutuhkan penanganan serius dan mendesak. Saya berpendirian bahwa dengan daya rusak seperti itu tidak ada pilihan lain bagi kita untuk menyatakan perang terhadap narkoba. Perang terhadap narkoba membutuhkan kerja sama semua pihak. Tidak hanya BNN, namun semua pihak harus turun tangan untuk membantu melawan kejahatan narkoba”, lugas Presiden.
Karena itulah, Bapak Presiden mengajak seluruh masyarakat dan juga stake holder untuk menata ulang langkah bersama dalam mengatasi masalah narkoba, yaitu antar lain ;
“Pertama, langkah pencegahan penyalahgunaan narkoba secara lebih gencar dari pusat hingga ke daerah, dan terukur serta berkelanjutan
Yang kedua, peningkatan upaya terapi dan rehabilitasi pecandu dan korban penyalahgunaan narkoba. Tahun lalu yang menjalani rehabilitasi kurang lebih 18 ribu, tahun ini 100 ribu, tahun depan saya sudah sampaikan ke Kepala BNN yaitu 200 ribu, jadi setiap tahun kita llipatkan lagi karena memang kita kejar kejaran dengan peningkatan penyalahgunaan narkoba yang memang terus meningkat.
Yang ketiga, keberanian penegakan hukum. Keja mereka, tangkap mereka, penegakkan hukuma yang efektif dan langkan pemberantasan peredaran narkoba harus betul-betul dikerjakan dengan serius. Tangkap dan tindak tegas bandar,pengedar dan para pemain besarnya, tidak ada ampun dan saya meminta pada para aparat untuk meningkatkan kemampuan dan perkuat kerja sama antar lembaga jangan terjebak pada ego sektoral. Perluas kerja sama intelijen narkoba, dengan komunitas internasional , tindak keras oknum aparat yang menjadi backing bandar narkoba. Perketat pengawasan, LP, yang bisa disalahgunakan sebagai pusat peredaran narkoba. ini harus berhenti. Tidak ada lagi LP yang digunakan sebagai pusat peredaran narkoba. Tingkatkan pengawasan di laut. Kita punya ribuah pelabuhan, besar kecil maupun sedang, semuanya harus diawasi, serta wilayah pesisir yagn sering jadi tempat penyelundupan narkoba. Terakhir, kenali modus-modus baru dalam penyelundupan narkoba”, pungkas Presiden RI.