Kanlitbang Pati Ekspose Kajian Pengembangan Partisipasi Masyarakat Terhadap Kopi Muria

Kantor Penelitian dan Pengembangan (Kan-Lit-Bang) Kabupaten Pati, menggelar paparan (ekspose) kajian pengembangan partisipasi masyarakat terhadap kopi muria. Paparan tersebut, berlangsung di aula kantor setempat, Sabtu pagi (30/5).
Paparan  tersebut, sebagai upaya Kantor Penelitian dan Pengembangan (Kan-Lit-Bang), untuk mendapatkan masukan dan menambah referensi dalam penyusunan program dan perumusan layanan publik. Terutama dalam memberdayakan petani kopi, dalam memproses produksi kopinya, agar dapat menembus pasar di daerah lain, maupun ke luar negeri.

Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muria Kudus, Ir. Shodiq Eko Haryanto, yang menjadi nara sumber dalam kegiatan tersebut mengatakan, dalam pengembangan partisipasi masyarakat dalam penyusunan program dan perumusan  layanan publik,  memerlukan peran petani kopi di kawasan pegunungan muria. Kaitannya dalam peningkatan mutu produksi kopi muria, diwilayah Kabupaten Pati, yang memiliki kekhasan cita rasa yang berbeda dengan daerah lain, dan digemari orang eropa, seperti Belanda.
“Karena bagi masyarakat Indonesia mungkin kopi muria kalau diminum kok begini?, sebab cita rasa lidahnya saja. Sehingga agar dapat mendekat ke lidah masyarakat kawasan muria perlu melakukan pencampuran kopi dengan biji jagung dengan perbandingan-perbandingan yang terukur. Semisal 1:3 atau 1:4, sehingga cita rasanya khas dibanding dengan daerah lain, bagi pecinta kopi tulen,” kata Dosen Fakultas Pertanian UMK. 
Ir. Shodiq Eko Haryanto mengatakan, petani kopi di kawasan muria, memang harus dibantu dan didorong dalam hal produksinya. Apalagi kopi robusta atau kopi arabica yang ditanam di kawasan lereng gunung muria, memiliki cita rasa kopi yang khas, dengan kandungan kalium yang lebih baik. 
“Ini karena struktur tanahnya. Ini kan didekat gunung muria yang dulunya meletus kaliumnya cukup tinggi. Unsur kalium yang tinggi, yang membantu proses pembentukan enzim dibuahnya itu yang berbeda dengan kopi-kopi lain. Kalau kopi banaran itu karena sistem pengelolaan yang strategis dan dia menang dalam branded,” ujarnya.  
Selain para petani, paparan (ekspose) pengembangan partisipasi masyarakat dalam penyusunan program dan perumusan layanan publik dalam peningkatan mutu produksi kopi muria, yang dipandu Kasi Jaringan Penelitian Kantor Litbang Pati, Paryadi, juga mengikutsertakan utusan dari dinas/instansi terkait di Kabupaten Pati.

sumber berita: suaramuria.com

sumber ilustrasi gambar: berita.suaramerdeka.com

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda