KPA Dibentuk di Setiap Kecamatan

PATI- Tingginya angka temuan kasus HIV/AIDS di Pati mebuat gerah Bupati Haryanto. Pihaknya menginstruksikan dinas terkait untuk membetuk Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) di tiap kecamatan. "KPA jangan hanya ada di tingkat kabupaten, tiap kecamatan harus ada. Nanti setelah terbentuk akan dikukuhkan secara serentak sekaligus mencanangkangerakan memerangi HIV/AIDS di Pati," ujarnya. saat membuka rapat konsultasi Tim Penggerak (TP) PKK Pati dalam rangka penyampaian program kerja 2015 di Gedung PKK Jl. Kartini Pati baru-baru ini.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) PAti penemuan kasus HIV/AIDS paling banyak terdapat di Puskesmas Kecamatan Juwana yang mencapai 33 kasus. Kemudian disusul wilayah pelayanan Puskesmas Kecamatan Margorejo sebanyak 30 kasus.

Adapun penemuan kasus di puskesmas lain di bawah angka 30. Secara kumulatif sejak 1996 hingga November 2014 angka HIV/AIDS di Bumi Mina Tani mencapai 665 kasus. Sebanyak 93 orang diantaranya meninggal dunia. Jumlah tersebut menempatkan Pati pada peringkat keempat angka HIV tertinggi di Jawa Tengah dan peringkat pertama untuk angka AIDS. Dalam menanggulangi penyebaran penyakit mematikan itu, Pemkab dan KPA membag empat tahapan atau langkah penanggulangan. Diawali dengan memperkuat kelembagaan KPA mulai dari tingkat kabupaten, kecamatan hingga kelurahan/desa.

Menekan Persebaran

"Langkah kedua adalah memisahkan atau mengelompokkan masyarakat yang beresiko terjangkit virus HIV/AIDS dan mereka sudah terinfeksi HIV/AIDS. Ketiga, membuat program penanganan terhadap masyarakat yang beresiko dan keempat membuat program penanganan terhadap mereka yang telah terinfeksi," jelasnya.

Sebagai organisasi bentukan pemerintah, KPA diminta segera melakukan pembentukan warga peduli AIDS (WPA) di setiap kecamatan. Kader WPa menjadi kepanjangan KPA untuk mensosialisasikan pencegahan dan penyebaran penyakit HIV/ AIDS di masyarakat.

Sejalan dengan itu, KPA juga didorong untuk secepatnya menjalin komunikasi dengan pemangku kepentingan di semua tingkatan guna menindaklanjuti program sosialisasi. LAngkah cepat tersebut diharapkan mampu menekan angka persebaran HIV/ AIDS. Mengingat, penyakit mematikan itu tidak hany menginfeksi kalangan resiko tinggi saja. Ibu rumah tangga juga banyak itemukan terinfeksi. "Peran ibu-ibu di PKK untuk bergerak turut mensosialisasikan pencegahan HIV/AIDS sangat diharapkan. Jangan justru mengucilkan orang dengan HIV/AIDS," tandasnya.

sumber berita: suara muria

sumber ilustrasi gambar: www.sknclt.com

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda