Pelajar SMK Pati Sumbang 2 Emas dan 1 Perak Tim OSN Jawa Tengah

pasfmpati.com (Pati) -  Kontingen OSN SMA/SMK 2014 Jawa Tengah, di Mataram, Nusa Tenggara  Barat (NTB), masih berada di runner up, setelah kontingen DKI Jakarta. Keberhasilan Jawa Tengah, tak dapat lepas dari kesuksesan 3 pelajar asal Pati, yang menyumbangkan 2 medali emas, dalam even yang berlangsung mulai 1 – 7 September 2014 lalu. 

3 pelajar Pati yang berhasil menyumbangkan pundi-pundi medali, untuk kontingen OSN Jawa Tengah itu, siswa SMK Tunas Harapan Pati. Dari tiga pelajar ini, dua diantaranya meraih medali emas atas nama Riski Setyanda untuk bidang lomba kimia terapan, Mohammad Hasyim untuk bidang lomba Matematika Teknologi, serta medali perak diraih Tri Wahyu Utomo untuk bidang lomba Fisika Terapan.

Atas keberhasilan ketiga siswanya meraih medali pada OSN itu, Kepala SMK Tunas Harapan Pati, Ir. Eny Wahyuningsih, S.Pdi mengaku bangga dengan kegigihan anak didiknya, yang telah kembali membawa nama harum Kabupaten Pati, dan Jawa Tengah di tingkat nasional.

“Alhamdulillah untuk kedua kalinya kita tahun ini menjadi juara 1 matematika teknik, fisika terapan yang dulu juara 1 sekarang juara 2, yang dulu kimianya juara 3 tahun ini meraih juara 1. Jadi untuk kelanjutan lomba OSN ini, memang berhenti disini, tidak seperti dengan Lomba Kompetensi Siswa (LKS),” kata Kepala SMK Tunas Harapan Pati.

Eny Wahyuningsih menjelaskan, seluruh pelajar disekolah yang dipimpinnya mendapatkan pengajaran yang sama. Hanya kesungguhan peserta didik yang berbeda-beda. Setelah menemukan tingkat kesungguhannya,  peserta didik bersangkutan baru mendapat pembelajaran secara khusus, yang disiapkan untuk mengikuti kompetisi-kompetisi ditingkat regional, nasional, bahkan internasional.

Meski belum mampu meraih medali emas, seperti Riski Setyanda dan Mohammad Hasyim, 

Tri Wahyu Utomo peraih medali perak bidang Fisika Terapan mengaku, kegagalannya meraih emas karena faktor ruangan yang mengganggu konsentrasi, dalam mengerjakan soal maupun praktek. 

“Kemarin pas hari pertama itu, kondisi ruangan AC nya dingin banget. Bikin agak enggak fit, agak nge blank gitu. Sesi 1 dan sesi 2 itu teori, dan sesi 3 itu praktikum. Yang saya, parkatikkan itu soal defraksi cahaya,” ujar Tri Wahyu Utomo. 

Menurut Guru Pembimbing Bidang Lomba Fisika Terapan, Nuri,  dalam lomba itu, masalah psikis menjadi penentu. Dan kegagalan anak didiknya itu, memang karena faktor AC  yang membuat Tri Wahyu Utomo konsentrasinya menurun. Meski demikian hasilnya masih membanggakan. Peraih medali perak asal Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti itu, meraih  nilai 77 atau selisih tipis 3 point dengan peraih medali emas.

sumber ilustrasi gambar: www.republika.co.id

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda