Sejarah Kecamatan Jakenan
P ada masa kolonial, Kecamatan Jakenan menjadi ibukota Kawedanan Jakenan yang membawahi Kecamatan Jaken, Jakenan, Pucakwangi, dan Winong.Geografi
Kecamatan Jakenan terletak di bagian timur Kabupaten Pati (sekitar 16 km ke arah timur kota Pati). Berada di ketinggian antara 10-25 meter dpl. Tepatnya berada di koordinat 6°45"0?LS,111°11"0?BT - 7°4"29?LS,111°9"3?BT* Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Juwana
* Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Jaken
* Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Pucakwangi dan Winong
* Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Pati Kota dan dibatasi oleh sungai terbesar di Kabupaten Pati, Sungai Juwana.
Seluruh wilayahnya terletak di dataran rendah dengan tanah berjenis "aluvial". Daerah barat yang menjadi Daerah Aliran Sungai Sungai Juwana setiap tahun pada musim penghujan menjadi langganan banjir akibat meluapnya Sungai Juwana. Pada awal tahun 2008, banjir menenggelamkan daerah barat Kecamatan Jakenan hingga kedalaman 3,5 meter yang berlangsung selama lebih dari satu bulan.
Desa/Kelurahan
Secara administratif, Kecamatan Jakenan terdiri atas 23 desa yang terbagi ke dalam 58 Rukun Warga (RW) dan 341 Rukun Tetangga (RT). Desa-desa tersebut adalah:1. Bungasrejo
2. Dukuhmulyo
3. Glonggong
4. Jakenan
5. Jatisari
6. Kalimulyo
7. Karangrejo Lor
8. Karangrowo
9. Kedungmulyo
10. Mantingan Tengah
11. Ngastorejo
12. Plosojenar
13. Puluhan Tengah
14. Sembaturagung
15. Sendangsoko
16. Sidoarum
17. Sidomulyo
18. Sonorejo
19. Tambahmulyo
20. Tanjungsari
21. Tlogorejo
22. Tondokerto
23. Tondomulyo
Demografi
Mata pencaharian penduduk Kecamatan Jakenan sebagian besar adalah bertani dengan memanfaatkan lahan pertanian berupa sawah tadah hujan. Sebagian lagi menggantungkan hidup sebagai buruh pada berbagai industri yang ada di kota Juwana dan Pati Kota. Karena minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia maka tidak sedikit warga yang pergi merantau ke lain daerah bahkan ke luar negeri, seperti umumnya warga Kabupaten Pati lainnya. Selain padi, produk pertanian daerah ini adalah kedelai dan kacang hijau.Perekonomian
Kecamatan Jakenan mepunya tiga pasar :* Pasar Jakenan yang diberi nama Pasar "GO REJO" Pasar ini digunakan sebagai Pasar Orang dan Pasar Hewan.Pasar ini mulai sepi.
* Pasar Sembaturagung yang disebut Pasar Jagan bertempat di Desa Sembaturagung dibuka setiap hari.
* Pasar Banglean yang terdapat di desa Tambahmulyo.
Pembangunan
* Jalan Raya Jakenan - Pucakwangi sedang dibangun pelebaran dan senderan demi kekuatan jalan .* Kecamatan Jakenan pada tahun anggaran 2009 yang telah disetujui mendapat anggaran hanya satusatunya desa adalah desa tanjungsari . yang dalam programnya akan digunakan untuk pemnganunan atau perbaikan aspal jalan desa khusunya dukuhan tanjung. Adapun PNPM dalam programnya akan digunakan untuk melanjutkan program yang telah ada yaitu pewnyenderan jalan desa khusunya jalan dukuhan miri yang menghubungan ke jalan raya Jakenan - Pucakwangi.
Pendidikan
Pendidikan di Kecamatan Jakenan cukup memadai dengan terdapatnya SD Negeri di setiap desa (sejumlah 28 unit) ditambah dengan 6 MI (Madrasah Ibtidaiyah / SD Islam) yang terdiri atas* MI Tarbiyatusy Syubban (Desa Kalimulyo)
* MI Tarbiyatul Islamiyah (Desa Tambahmulyo)
* MI Nabaul Ulum (Desa Puluhantengah)
* MI Miftahul Falah (Desa Dukuhmulyo)
* MI Miftahul Huda (Desa Sidomulyo)
* MI Miftahul Huda (Desa Tondomulyo)
Di tingkat sekolah menengah, di Kecamatan Jakenan terdapat 2 SMP Negeri, yaitu :
* SMPN 1 Jakenan (Desa Dukuhmulyo)
* SMPN 2 Jakenan (Desa Glonggong)
ditambah dengan 3 MTs (Madrasah Tsanawiyah / SMP Islam), yaitu :
* MTs Miftahul Falah (Desa Dukuhmulyo)
* MTs Miftahul Huda (Desa Sidomulyo)
* MTs Tarbiyatul Islamiyah (Desa Tambahmulyo).
Sedangkan di tingkat sekolah menengah atas
* SMAN 1 Jakenan. Walaupun hanya memiliki satu SMA (SMAN Jakenan) namun menjadi salah satu SMA favorit di Kawasan Kabupaten Pati sebelah timur dan selatan.
Dalam bidang pendidikan non formal, kecamatan Jakenan memiliki 24 TK (Taman kanak-kanak), 6 RA (Raudlatul Atfal/TK Islam), sejumlah TPQ, Pondok Pesantren dan Majlis Taklim.
Seni dan Budaya
Dengan semakin banyaknya group musik Dangdut dan Rebana di kecamatan Jakenan membuat penghasilan tambahan bagi warganya. Paling menonjol adalah group musik Dangdut OM. Salome Jakenan.Tokoh
* K. Ahmad Sholih LazimunMerupakan putra dari K Lazimun. Tinggal di Desa Kalimulyo. Meskipun sudah menginjak usia lanjut tetapi semangatnya untuk menyiarkan agama Islam di daerahnya tidak pernah pudar. Tokoh yang hidup sederhana dan bersahaja ini selain mengampu berbagai majlis taklim di daerahnya juga menjabat sebagai Ketua Mutasyar Pengurus MWC. Nahdlatul Ulama Kecamatan Jakenan. Juga menjabat sebagai Ketua Penasehat Yayasan Perguruan Islam Al Lazimiyah. Di Jakenan beliau merupakan ulama yang dianggap paling tua.
* K. Mubasyir
Tinggal di Desa Sidomulyo Kecamatan Jakenan. Mengasuh berbagai majlis taklim di desa Sidomulyo dan sekitar, menjabat sebagai ketua Syuriyah Pengurus MWC. Nahdlatul Ulama Kecamatan Jakenan. Juga menjabat sebagai Ketua Penasehat Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Sidomulyo. Meskipun tergolong suka bercanda namun kadang sikapnya keras tanpa kenal kompromi.
* KH. Hasanudin
Tinggal di Desa Tondomulyo. Kelincahan dan kegesitannya dalam berdakwa menjadikannya banyak dikenal di berbagai daerah. Selain membina majlis taklim, beliau juga menjabat sebagai Penasehat Yayasan Pendidikan Tarbiyatul Islamiyah Tambahmulyo dan Penasehat Yayasan Pendidikan Islam Miftahul Huda Tondomulyo.
* Sukawi Sutarip
Sukawi Sutarip (lahir di Pati, 15 Januari 1951; umur 58 tahun) adalah walikota Semarang sejak tahun 2000 dan sekarang periode yang kedua (2005-2010). Karena keberhasilannya memimpin ibukota Jawa Tengah, ketua DPD Partai Demokrat itu mendapat dukungan luas untuk mengikuti Pemilihan Gubernur Jawa Tengah masa jabatan 2008-2013.
0 Komentar