Pornografi Internet
Bisnis pornografi di Internet merupakan
salah satu bisnis nomor satu dalam dunia online. Untuk mengeruk
keuntungan sebesar-besarnya, banyak penyedia jasa pornografi
mempromosikan produknya dengan berbagai cara. Untuk mengakses situs web
porno pun tidaklah sulit. Bahkan tanpa diundang, situs seperti itu bisa
saja muncul tiba-tiba baik melalui e-mail maupun layar pop-up. Seorang
anak yang sudah kecanduan pornografi Internet akan sulit menghentikan
kebiasaannya sehingga dia akan melakukan hal tersebut berulang kali.
Pemangsa Seksual
Internet juga sering dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk mengelabui anak-anak. Ada sebanyak 750.000 pemangsa atau predator seksual setiap hari yang memanfaatkan ruang rumpi (chatting room) untuk berkenalan, kemudian mengajaknya untuk melakukan hubungan seks. Bila tidak berhati-hati, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat mencuri identitas pribadi yang dapat digunakan untuk melakukan kejahatan.Kecanduan Internet
Internet juga bisa menjadi candu. Seorang anak atau remaja bisa saja ketagihan untuk berada di dunia maya. Ciri-ciri seorang anak yang sudah kecanduan Internet umumnya adalah akan marah bila Anda membatasi untuk menggunakan Internet. Dia juga cenderung enggan berkomunikasi dengan orang lain dan bersifat tertutup atau hanya mau berteman dengan orang tertentu saja.
Perkembangan kognitif
Banyak informasi yang diposting di
Internet yang nyata-nyata melanggar aturan. Dengan demikian anak-anak
sangat tergantung pada orang dewasa untuk memvalidasi apa yang mereka
lihat, dengar dan rasakan melalui internet. Informasi di Internet
bersifat tidak terkendali dan belum ada cara untuk memeriksa tingkat
akurasinya, maupun cara praktis untuk memastikan kebenaran rujukannya
(Pierce, 1994). Konsekuensi internet di hadapan anak adalah bahwa mereka
belum mampu membedakan antara mana yang benar-benar ada dan mana yang
tidak nyata, dan mereka belum mampu untuk menguji realitas di dunia
maya.
Profesor James Collins, seorang
spesialis di Universitas Negara Bagian New York, di Buffalo, melihat
beberapa masalah yang muncul dalam bidang pendidikan yang terjadi pada
anak-anak sekolah yang secara langsung dapat ditelusuri dari ekspose
mereka ke dunia online. Banyak siswa yang menjiplak proyek-proyek
penelitian ketika mereka menghadapi kesulitan dalam melakukannya.
Pengaruh negatif ini ternyata tidak saja menjadi ancaman para pelajar di
sekolah menengah, akan tetapi termasuk bagi mereka yang berada di
perguruan tinggi. Di sebuah universitas besar di New York, tingkat putus
sekolah di kalangan mahasiswa baru, meningkat secara dramatis akibat
meningkatnya interaksi mereka terhadap komputer dan akses internet.
Administrator universitas menyatakan bahwa 43% angka putus sekolah
tersebut adalah akibat mereka banyak menghabiskan malamnya di dunia
Internet.
Perkembangan Sosial
Internet dapat memperkaya pengetahuan
anak-anak dan mendukung kegiatan pembelajaran mereka di sekolah,
sekaligus dapat menjadi media untuk membangun kreatifitas dan
intelektualitas, baik secara individu maupun bersama dengan orang lain.
Namun, apabila disalahgunakan, penggunaan Internet juga dapat
mengganggu anak-anak dalam melakukan kegiatan penting lain seperti
mengerjakan PR, pekerjaan rutin di rumah, menikmati waktu bersama
keluarga, ataupun bermain dengan teman-temannya. Michael A. Weinstein,
profesor Ilmu Politik di Universitas Purdue percaya bahwa penggunaan
internet akan “menghilangkan kecerdasan dan keterampilan serta
kesabaran dalam melakukan hubungan sosial di dunia nyata”. Selain itu,
ada kekhawatiran serius mengenai perkembangan konten yang cenderung
tidak pantas, seperti kekerasan, kebohongan, kebencian, info sampah,
pornografi, dan sejenisnya.
Internet telah memberikan sebuah
fasilitas mudah dalam mendapatkan berbagai informasi. Namun mengingat
akan sisi negatifnya, terutama terhadap perkembangan anak-anak, maka
tugas orang tua atau orang dewasa lainnyalah untuk mendampingi mereka
sehingga perkembangannya tidak mengalami penyimpangan.
0 Komentar