Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Masa Orientasi Siswa

Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan meninggalnya seorang siswa Sekolah Menengah Pertama di Kota Bekasi yang mengalami kelelahan setelah mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS). Sebelum meninggal, korban mengaku sangat kelelahan karena menurutnya materi kegiatan MOS yang ia ikuti terlalu berat.

Sebelum kita membahas tentang tujuan MOS mari kita bahas tentang sejarah MOS.  Masa Orentasi siswa muncul sejak Jaman Kolonial,tepatnya di STOVIA atau Sekolah Pendidikan Dokter Hindia (1898-1927).Dan berlanjut pada masa Geneeskundinge Hooge School (GHS) atau Sekolah Tinggi Kedokteran (1927-1942) (STOVIA dan GHS sekarang menjadi FKUI Salemba. Istilah yang digunakan pada saat itu adalah ontgroening atau “membuat tidak hijau lagi”, jadi proses ini dimaksudkan untuk mendewasakan si anak baru itu. Masa orentasi siswa ditentang semenjak era 60-an, karena pelaksanaan MOS berorentasi pada kekerasan fisik maupun psikis.

 

Sebenarnya MOS memiliki tujuan positif. MOS merupakan kegiatan untuk menyambut murid baru dan hampir dilaksanakan oleh seluruh sekolah ataupun kampus. Tujuan utama MOS memang digunakan untuk sarana perkenalan antara siswa dengan lingkungan barunya di sekolah tersebut. Baik itu perkenalan antar siswa baru, dengan kakak kelas, ataupun guru dan karyawan lainnya yang ada di sekolah. Tak terkecuali pengenalan berbagai macam kegiatan yang ada dan rutin dilaksanakan di lingkungan sekolah. Selain itu, MOS juga dijadikan sebagai wahana untuk melatih kedisiplinan, ketahanan mental dan mempererat tali persaudaraan. Sehingga dengan tujuan itu pulalah, MOS bisa menjadi sarana untuk membentuk karakter siswa.

Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan selama MOS berlangsung, siswa baru diperkenalkan pada kultur sekolah serta jenis karakter seperti apa yang ingin dikembangkan di sekolah tersebut. Penjelasan tentang visi dan misi sekolah berikut penjabarannya dalam bentuk kurikulum menjadi sarana untuk menyampaikan kultur macam apa yang hendak dibangun kepada para siswa baru. Selain itu, dengan kegiatan-kegiatan seperti: olah kreativitas, baris berbaris, olah raga, dan sebagainya, dapat melatih siswa baru untuk mengembangkan karakter yang menjadi ciri khas sekolah tersebut.

Setiap pembukaan tahun ajaran baru untuk setiap satuan pendidikan akan melakukan penerimaan siswa baru. Untuk bisa diterima di sekolah yang menjadi tujuan tempat belajar maka calon siswa harus melewati beberapa proses. Diantaranya harus mendaftar dan melengkapi administrasi sekolah, di seleksi dan setelah diterima harus mengikuti lagi yang namanya masa orentasi siswa. Pertanyaannya sekarang,sebenarnya MOS itu dilakukan untuk apa?. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan beberapa hal penting yang berkaitan tentang MOS.

 

Pertama ;Apa itu Masa orentasi siswa?. Masa Orientasi Siswa atau disingkat MOS merupakan sebuah kegiatan yang umum dilaksanakan di Sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru.Masa orientasi siswa biasanya mulai dari tingkat SMP, SMA hingga perguruan tinggi. Namun akhir ini beberapa tingkat sekolah Dasarpun melakukan MOS. MOS sebagai sarana untuk mengenalkan almamater pada siswa barunya. MOS merupakan kegiatan yang umum dilaksanakan di sekolah guna menyambut kedatangan siswa baru yang bertujuan untuk memperkenalkan lingkungan sekolah beserta seluruh komponen sekolah,norma,budaya, dan tata tertib.MOS juga bermanfaat membangun ketahanan mental, meningkatkan disiplin, mempererat tali persaudaraan serta mengarahkan anak untuk memilih ekstrakulikuler yang sesuai dengan bakat dan minat. Sesuai aturanya MOS dilaksanakan pada hari - hari pertama masuk sekolah selama 3 (tiga) hari dan dilakukan selama jam belajar.

Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diharapkan akibat pelaksanaan MOS, berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan:

1. Persiapan Kepanitiaan yang baik

Persiapan yang baik dari segi kepanitiaan MOS mutlak harus dilakukan. Para siswa yang akan membimbing siswa baru itu perlu dipilih dari pribadi-pribadi yang siap dan mampu memahami materi yang akan diberikan. Seluruh unsur panitia MOS harus dilatih dengan benar, agar nantinya dapat mendampingi para siswa baru selaku juniornya. Penguasaan mereka terhadap materi juga perlu ditekankan, agar penyampaiannya tepat sasaran.

2. Kegiatan MOS sebagai penjabaran visi dan misi sekolah

Segala kegiatan yang dilaksanakan dalam kegiatan MOS seharusnya merupakan penjabaran dari visi dan misi sekolah. Dan itu artinya, semua kegiatan yang tidak relevan dengan visi dan misi sekolah harus dihilangkan. Inilah yang harus diperhatikan, agar tidak terjadi penyelewengan kegiatan MOS kepada hal-hal yang cenderung mengarah pada kekerasan serta bersifat “perpeloncoan”. Bahkan terkadang MOS dimanfaatkan sebagai ajang “balas dendam” atas perlakuan kakak kelas mereka di masa lalu. Karena itulah perlu adanya pemahaman yang baik terhadap visi dan misi sekolah.

3. Pendampingan guru terhadap panitia MOS

Panitia MOS dari unsur siswa senior perlu mendapatkan pengarahan yang baik dari para guru yang bertanggung jawab menyelenggarakan kegiatan MOS. Para siswa yang menjadi panitia tersebut perlu dilatih untuk mampu melaksanakan tugasnya sesuai kesepakatan bersama dalam kepanitiaan agar MOS dapat dilaksanakan dengan baik. Tanpa adanya pendampingan dan pengawasan dari guru, biasanya akan memunculkan kegiatan-kegiatan yang menyimpang.

4. Perlunya panduan / petunjuk teknis pelaksanaan MOS

Panduan MOS perlu disusun untuk dijadikan pedoman pelaksanaan bagi semua peserta maupun panitia. Rangkaian kegiatan dan prosedurnya perlu disusun dengan jelas, supaya panitia dapat menjalankan kegiatan secara kompak untuk semua siswa baru. Panduan pelaksanaan ini juga dapat dijadikan rujukan dalam membuat kegiatan serupa di tahun-tahun berikutnya.

Demikianlah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam MOS. Yang harus selalu diingat, bahwa MOS merupakan wahana pengenalan kultur dan karakter sekolah kepada para siswa baru. Sehingga dengan memegang pengertian tersebut, akan terhindar hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan MOS. Bahkan justru MOS menjadi ajang yang bermanfaat bagi penyiapan kader-kader generasi penerus bangsa yang berkarakter.

sumber referensi artikel: http://artpelajar.blogspot.com, http://www.kompasiana.com

sumber ilustrasi gambar: smpn231jakarta.wordpress.com

0 Komentar

    Tambah Komentar