Orang-orang berhasil tidak hanya dengan keras hati, melainkan mereka juga pekerja keras yang percaya pada kemampuan dirinya.

Hari Jadi Pati Diperingati Sederhana

Sudah menjadi komitmen bersama bahwa untuk menggelar peringatan Hari Jadi Pati secara besar-besaran, dilaksanakan tiap lima tahun sekali. Sedangkan pada tahun sesudahnya peringatan tersebut diselengarakan secara sederhana, tapi harus menyasar ke masyarakat.

Setiap momentum peringatan hari jadi tersebut yang paling esensial, adalah menjaga komitmen seluruh warga Pati untuk terus bersama-sama “Guyub Rukun Nata Praja Mbangun Desa”. Slogan tersebut sudah dicanangkan, pada awal Haryanto terpilih dan dilantik sebagai Bupati Pati, 7 Agustus 2012 lalu.

Datangnya lagi peringatan Ke- 692 Hari Jadi Pati tahun ini, kata Haryanto, bukan hanya sekadar acara seremonial peringatannya, tapi seluruh jajaran aparat pemerintahan beserta segenap komponen masyarakat untuk mengoreksi diri masing-masing. Yakni, tentang apa yang sudah diberikan dan diperbuat untuk daerahnya yang Bumi Mina Tani ini.

Dengan mengoreksi diri, maka akan muncul tingkat kesadaran berkait tentang tanggung jawabnya sebagai warga Pati, sehingga momentum peringatan hari jadi adalah merupakan refleksi pada diri masingmasingga benar-benar sadar sebagai bagian dari masyarakat Pati. “Karena itu, sebagai awal rangkaian kegiatan, pihak legislatif menggelar rapat paripurna istimewa yang dihadiri seluruh jajaran eksekutif dengan memakai pakaian khas Pati,” ujarnya.

Kenduri

Dalam kesempatan terpisah, Kepala Seksi Seni dan Budaya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Oklahraga (Disbudparpora) Kabupaten Pati, Soponyono mengatakan, setiap tahun memperingati haru jadinya, Pati, adalah bagian dari peristiwa budaya. Dengan bermitmen peringatan tersebut, maka yang harus dilakukan setiap warga Pati, adalah bagaimana harus mempertahankan budayanya.

Mengingat budaya adalah dinamis, maka setiap warga juga harus dinamis dalam menghadapi hal-hal yang menyangkut perkembangan di daerahnya. Contoh sederhananya begini, jika Pati mempunyai agenda untuk bisa meraih dan mempertahankan Adipura Kencana, maka seluruh warga Pati harus berkomitmen untuk tetap menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan, masing-masing.

Hal tersebut tentu dengan satu konsekuensi, bagaimana caranya mengatasi masalah sampah yang merupakan produk setiap warga sehari-hari. Dengan kata lain, sebagaimana yang sudah menjadi slogan di mana-mana, yaiutu buanglah sampah pada tempatnya.

Dilihat sepintas, slogan itu adalah masalah kecil sehingga tidak pernah menimbulkan kesadaran masyarakat. Yang terjadi pembuangan sampah secara sembarangan khusus di tiap alur kali sudah membudaya begitu abadi, tanpa sedikit pun mempunyai rasa malu bahwa untuk menangani atau membuang sampah saja tidak bisa.

Terlepas dari hal tersebut, untuk rangkaian peringatan hari jadi Pati tahun ini, seusai rapat paripurna istimewa di DPRD, di lanjutkan dengan kenduren di Pendapa Kemiri kemudian tirakatan, sambil dihibur pertunjukan seni Ketoprak Laras Budaya. “Pagi harinya (hari ini), upacara di Alun-alun Simpanglima dilanjutkan dengan ziarah dan tabur bunga di makam pendiri Pati, Adipati Tombronegoro yang ada di Kampung Kaborongan, Kelurahan Pati Lor.”

sumber berita: suaramerdeka.com

sumber ilustrasi gambar: admin

0 Komentar

    Tambah Komentar