Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

DPPKB Jalin Jejaring Dan Kemitraan Atasi Kekurangan PLKB

Dari tahun ke tahun jumlah Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di seluruh Indonesia berkurang. Ini terjadi karena PLKB memasuki masa pensiun dan sebagian mutasi kerja ke daerah lain. 

Berkurangnya jumlah Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB), tidak hanya di Kabupaten Pati saja, tapi juga terjadi di daerah-daerah lain. Akibatnya, program-program Pemerintah terkait Keluarga Berencana kurang maksimal. 

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPP & KB) Kabupaten Pati, Sudarlan, melalui Kabid KB dan Kelembagaan, Yogo Joko Lelono mengungkapkan, untuk mengatasi berkurangnya PLKB, baik yang pensiun maupun mutasi kerja ke daerah lain, pihaknya menggunakan strategi kemitraan dengan kader KB ditingkat desa hingga RT, bidan desa, serta TNI/Polri.

“Tapi yang selama ini kami kawatirkan, kalau jumlah PLKB yang terbatas ini penggarapan program KB dilapangan itu menjadi tidak maksimal. Sehingga program-program tidak sampai ke sasaran, kepada masyarakat. Coba kita asumsikan seorang PLKB membina 5 desa dengan jumlah PUS yang cukup tinggi, apakah kemampuan PLKB yang rerata yang kami miliki dengan usia diatas 50 tahun, pasti ada kendala dari pikiran dan fisiknya. Idealnya memang PLKB membina 2 desa, tapi kencenderungan ini terjadi di Indoneisa,” kata Yoga Joko Lelono. 

Yoga Joko Lelono menambahkan, keberhasilan KB yang dilakukan PLKB selama ini harus didorong, karena menjadi daya ungkit untuk penurunan angka kematian ibu. Dan indikatornya, angka kematian ibu, yang melahirkan. Sehingga masyarakat juga didorong, kelahiran-kelahiran mendatang, proses persalinanya harus ditangani tenaga-tenaga profesional dan berkompeten, dalam hal ini bidan, dokter spesialis kandungan.

“Ini kerja keras dari teman-teman kesehatan dibantu bersama kami, sehingga angka kematian ibu bisa menurun dengan baik. Untuk program KB itu, dilihat dari angka kepesertaan yang sudah mencapai 80% dari 270 ribu pasangan usia subur hasil pendataan. Sehingga kalau itu bisa dipertahankan, mudah-mudahan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Pati, kemudian angka kematian ibu, maupun angka kelahiran dapat dipertahankan dari angka yang selama ini kita dapat,” katanya.

Kabid KB dan Kelembagaan DPP & KB Pati, Yoga Joko Lelono mengatakan, kondisi di Kabupaten Pati dengan hasil pendataan keluarga, penduduknya hampir 1,3 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduknya terendah di Jawa Tengah, 0,40. Sedang indeks angka kelahiran, berdasar hasil pendataan BPS 2013, 2,09, artinya jumlah rata-rata anak yang dimiliki pasangan usia subur, atau wanita usia subur antara 2 sampai 3 orang. Ini juga menggeser peringkat Kabupaten Pati pada angka kematian ibu melahirkan, dari yang semula berada di rangking 5 ke rangking 20 dari 35 kabupaten/kota se – Jawa Tengah.

sumber berita: pasfmpati.com

sumber ilustrasi gambar:tentangkb.wordpress.com

0 Komentar

    Tambah Komentar