Seorang pemenang takkan pernah berhenti untuk berusaha dan orang yang berhenti untuk berusaha takkan menjadi seorang pemenang

Pj. Bupati Pati Buka Tradisi Wiwit Panen Kopi Robusta Jollong

 

Pj. Bupati Pati Henggar Budi Anggoro, bersama Kapolresta Pati, dan Dandim Pati turut hadir meramaikan acara Wiwit Panen di Perkebunan Kopi Robusta Jollong, Desa Sitiluhur, Gembong, pada Kamis (27/6/2024).

Acara ini menandakan dimulainya panen raya kopi di wilayah tersebut, diawali dengan prosesi pemetikan biji kopi oleh Pj. Bupati bersama tamu undangan dan Manajer PTPN IX.

Lebih dari sekadar panen, acara ini juga dimeriahkan dengan kirab gunungan hasil bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan panen dan doa keselamatan. Tradisi ini mencerminkan harmonisasi manusia dengan alam dan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Pati menyampaikan apresiasi kepada panitia dan semua pihak yang berkontribusi dalam penyelenggaraan acara. Ia mengungkapkan rasa syukur atas kekayaan alam Pati, khususnya potensi besar kopi Robusta.

"Kita patut bersyukur kepada Allah SWT atas limpahnya anugerah di Kabupaten Pati, termasuk kekayaan sumber daya alam berupa potensi pertanian kopi yang sangat besar," ujar Pj. Bupati.

Lebih lanjut, Pj. Bupati berharap kegiatan ini menjadi momentum untuk meningkatkan produksi kopi berkualitas. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan memantapkan posisi kopi Robusta Jollong sebagai komoditas unggulan di pasar nasional maupun internasional.

Henggar juga menekankan pentingnya tanaman kopi dalam aspek ekonomi dan kelestarian lingkungan. Kopi memiliki kemampuan untuk memperkuat struktur tanah dan berperan sebagai tanaman konservasi. Oleh karena itu, Pj. Bupati mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama mengembangkan perkebunan kopi berkelanjutan.

Tradisi ini tidak hanya menandakan panen raya, tetapi juga penguatan komitmen bersama untuk mengembangkan potensi kopi di Kabupaten Pati.

Tradisi Wiwit Panen Kopi merupakan ritual yang dilakukan sebelum panen raya kopi untuk memohon keselamatan dan rasa syukur atas limpahan hasil panen.

Tradisi ini biasanya diawali dengan doa bersama, dilanjutkan dengan memetik biji kopi pertama secara simbolis oleh tokoh masyarakat atau pejabat penting. Kemudian, diadakan kirab gunungan hasil bumi yang dibagikan kepada masyarakat sebagai bentuk rasa syukur. (po2/PO)

0 Komentar

    Tambah Komentar