Stok Makanan Menipis

Untuk keluar rumah, warga menggunakan perahu. Hampir setiap keluarga di Dukuh yang berimpitan dengan alur Sungai Juwana itu, memiliki perahu karena daerahnya langganan banjir. "Warga tidak bisa bekerja dan hanya terdiam di rumah. Lha mau kerja apa, wong sawahnya kebanjiran," ujarnya kemarin. Mayoritas warga Bitheng bekerja sebagai petani. Namun dalam beberapa tahun terakhir, mereka tidak bisa panen maksimal, bahkan gagal karena banjir. Sebagian dari mereka beralik pekerjaan menjadi pengojek perahu atau buruh serabutan di luar desa. Namun kebanyakan memilih menganggur di rumah. Aktivitas mereka hanya mencari ikan di sawah yang kebanjiran atau mencari ikan di sawah yang kebanjiran atau mencari rumput untuk pakan ternak masing-masing. Paling Besar Menurut Marzuki, banjir kali ini merupakan kejadian ketiga sejak Desember tahun lalu. Namun yang terjadi pekan ini tergolong paling besar dibanding kejadian serupa sebelumnya karena merendam puluhan rumah. Kondisi tersebut membuat warga kerepotan dan mereka hanya bisa pasrah. Kebanyakan warga yang rumahnya terendam berada di timur laut kampung atau paling dekat dengan Sungai Juwana. Ketinggian air di dalam rumah berkisar 30-75 sentimeter. Penghuni rumah tersebut sebagian memutuskan mengunsi ke rumah kerabat di luar desa. Namun, kebanyakan memilih bertahan dengan membuat ranggon (panggung yang dirakit dari bambu atau kayu) di dalam rumah. "Kami berharap pihak terkait segera memberi bantuan pangan dan pelayanan kesehatan gratis di Bitheng karena warga sangat mambutuhkan," tandasnya. Bencana banjir cukup parah juga dirasakan warga Penggingwangi. Sedikitnya 40 rumah yang dihuni 56 keluarga (186 jiiwa) terendam sejak Selasa (10/1). NAmun, sampai akhir pekan hanya tujuh keluarga (30 jiwa) yang mengungsi ke Balai Rakyat dukuh setempat. Kepala Dukuh Kasiyan, Rumaji mengungkapkan banjir di daerahnya bukan hanya menggenangi area persawahan dan pemukiman warga. Ruas jalan alternatif Pati-Kudus turut Desa Kasiyn juga mulai terendam air setinggi 10-20 sentimeter sepanjang 200 m. "Jalan jurusan ke Kudus memang sudah ditinggikan, tetapi masih tetap terendam. Hanya tidak separah beberapa tahun lalu," ujarnya. Banjarsari dan Kasiyan merupakan 2 diantara 22 desa yang kebanjiran di Pati. Desa-desa tersebut tersebar di lima kecamatan yakni Gabus, Pati, Juwana, Jakenan dan Sukolilo. sumber ilustrasi gambar: www.pikiran-rakyat.com

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda