Penunjuk Jalur Alternatif Dipertegas

Kondisi lalu lintas yang selalu padat di jalur Pantura itu akibat rusaknya sebagian besar ruas jalan yang menjaikan pengendara frustasi. Tidak jarang mereka yang melaju dari timur (Surabaya) menuju Kudus kembali ke Pati lantaran tidak sabar menunggu antrian panjang untuk lewat. Para pengemudi yang rata-rata mengedarai mobil pribadi itu, menanyakan petugas di Pati soal jalur alternatif. Meskipun rambu mendahului penujuk jalan (RPPJ) terpampang di sejumlah titik namun mereka yang tidak terbiasa melewati jalur alternatif tetap saja kebingungan.

"Kami bersama Satlantas telah berkoordinasi untuk mempertegas panduan menuju jalur altrenatif. Harapannya bisa membantu pengemudi untuk menghindari Jalan Raya Pati-Kudus yang rusak parah," ujar Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Jalan Dishubkominfo Eko Budi Santoso SSiT, MM kemarin.
Sedikitnya ada tiga titik penunjuk jalan alternatif tidak permanen yang dipasang petugas. Satu diantaranya yang ditempatkan di persimpangan Alun-alun Pati sebelah selatan menunjukkan arah ke jalur  alternatif selatan. Adapun dua lainnya ditempatkan di pertigaan SAmsat (Jl. P. Sudirman) dan penempatan dekat PEngadilan Negeri (PN) Pati yang menunjukkan arah ke jalur alternatif utara.

Penunjuk jalur alternatif terbaca jelas dari dua arah (barat dan timur). Itu untuk memberikan informasi pengemudi dari arah timur (Surabaya) dan barat (semarang). Harapannya, bukan hanya memberi informasi bagi pengendara yang baru masuk Pati dari Timur tetapi juga mereka yang kembali ke Pati setelah melewati Jalan Raya Pati-Kudus untuk mencari jalur alternatif.

Rembang berlubang
Sementara akibat hujan terus mengguyur Kabupaten Rembang, beberapa titik jalan ruas jalur Pantura mulai rusak dan berlubang. Lubang-lubang itu mulai dikeluhkan pengguna jalan, khususnya pengendara motor karena membahayakan. Beberapa titik jalan yang mulai berlubang antara lain jalur Rembang-Kaliori dan paling parah jalur Sluke-Kragan. Sementara itu, jalan pantura di dalam Kota Rembang, kendati baru selesai diperbaiki, sudah ada beberapa lubang yang lebar dan dalam sehingga membahayakan pengguna jalan.

Ahmad Riyadi (36), pengguna jalan asal Kaliori, menuturkan kerusakan mulai terjadi sejak daerahnya sering diguyur hujan. Kebetulan, dia pedagang asongan, sehingga tahu persis kondisi jalan di daerahnya karena setiap hari harus melewati jalur pantura. ahmad Riyadi menyebutkan, selain lubang-lubang yang membahayakan pengguna jalan, kondisi jalur pantura jika malam juga tidak aman. Sebab, di sepanjang jalur sibuk tersebut sangat minim penerangan. Tak jarang jika malam hari dan kondisi hujan, para pengguna jalan harus ekstra hati-hati.

Tak beda dari Hardi (40) pengemudi angkutan umum jurusan Sarang-Tayu, juga mengakui mulai ditemukan lubang jalan pada beberapa titik. Menurutnya, hal tersebut memang biasa terjadi setiap memasuki musim hujan. Dia menandaskan, kerusakan terparah di jalur Sluke-Kragan. Sekarang sedang diperbaiki, namun belum selesai, sehingga masih menganggu kelancaran arus lalu lintas. Kemudian di dalam Kota Rembang, sepanjang Jalan Pangeran Diponegoro-Jl. Gajahmada, juga mulai ditemukan lubang jalan pada beberapa titik.

Beberapa warga lain berkomentar, kerusakan jalan di Rembang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu hujan lebat yang mengguyur sehingga membuat tanah semakin turun dan retaklah jalan tersebut. Selain itu, berat beban jalan (kendaraan) yang melebihi standar jalan tersebut juga membuat jalan mudah rusak. Kerusakan tersebut sangat tidak diinginkan oleh pengguna jalan. Karena itu, masyarakat berharap kepada pemerintah agar segera memperbaiki jalan yang rusak tersebut. Jika tidak segera diperbaiki, selain mengganggu kelancaran arus lalu lintas, juga bisa menimbulkan kecelakaan lalu lintas.

























































































Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda