Mengenang Sejarah Hari Film Nasional
Peristiwa yang diperingati setiap tanggal 30 Maret itu pun, dijadikan sebagai momen merefleksikan diri bagi insan perfilman Indonesia.
Bagi suatu negara, film bukan hanya sekadar hiburan dan bentuk kreativitas. Namun, film merupakan gambaran budaya sekaligus cermin sejarah sebuah bangsa. Apa yang ditampilakan lewat film, baik dalam kemasan dokumenter atau fiksi, semua sama pentingnya untuk melihat peradaban sebuah bangsa.
Dari berbagai sumber informasi yang dirangkum Tribunnews.com, masyarakat Indonesia (dahulu Hindia Belanda) telah lama mengenal film. Pada masa awal perkembangan film dunia, Hindia Belanda bukanlah daerah yang ketinggalan zaman soal film. Hal ini terbukti dari pemutaran film pertama di Hindia Belanda tercatat pada 1900.
Sedangkan film yang pertama diputar di dunia tercatat pada tahun 1846. Itu artinya, dalam kurun waktu kurang dari dua dekade sejak teknologi film diperkenalkan, masyarakat kita sudah menikmatinya. Kemudian sejarah mencatat film yang dibuat pertama kali di Hindia Belanda adalah "Loetoeng Kasaroeng" (Lutung Kasarung) yang rilis pada 1926.
Film tersebut digarap oleh dua sutradara asal Belanda G.Kruger dan L Heuveldorp. Walaupun diarahkan sutradara asing, tapi hampir seluruh pemain dalam film itu orang pribumi. Bisnis film di Hindia Belanda semakin subur, karena pada masa itu film sebagai hiburan yang baru dan unik.
sumber : Tribunnews.com, Achmad Rafiq