Bupati Ajak Warga Berbenah
(http://berita.suaramerdeka.com) PATI – Bupati Haryanto mengingatkan seluruh warga untuk berbenah menghadapi Pasar Bebas Asia. Jika hal tersebut tidak dilakukan, maka masyarakat tidak akan mendapatkan apa-apa, meskipun Pati memiliki semuanya. Hal itu diungkapkan Bupati saat memberikan sambutan awal dimulainya Pasar Lelang Forward Agro Jawa Tengah yang dipusatkan di Pati, kemarin.
Menurutnya, Pati memiliki semuanya mulai dari hasil laut, pertanian, perikanan, perkebunan, dan pegunungan. Khusus gunung hendaknya dikelola yang baik, dan jika gunung itu menghasilkan bahan tambang juga harus dikelola dengan upaya penambangan yang ramah lingkungan.
Sebab, jika potensi dan kekayaan alam di Pati tidak dikelola dengan baik, maka ke depan masyarakat tidak akan mendapatkan apa-apa. Karena itu, dari sisi pertanian di Pati selatanmulaidariwilayahKecamatan Gabus, Tambakromo, Kayen, dan Sukolilo, kali ini hasil panenan padi para petani cukup melimpah, karena tidak ada ancaman banjir.
Sedangkan tahun lalu, meskipun terjadi bencana tersebut, hasil panenan padi juga mampu menempatkan Pati pada urutan ketiga sebagai daerah penyangga pangan di Jawa Tengah.
Tahun ini, panen padi justru cukup melimpah menyusul alur kali yang menjadi sumber pengairannya dikeruk. Seperti di Desa Wotan, Kecamatan Sukolilo, misalnya, hasil panenan padi banyak yang dijual dengan sistem tebasan. ‘’Bahkan, rata-rata per hektare harga tebasannya Rp 19 juta,’’ujarnya.
Kebun Kopi
Hal itu baru dari satu sisi, katanya, yaitu pertanian pangan, belum yang perikan dan perkebunan. Khusus yang disebut terakhir, Pati juga mempunyai kebun kopi yang dikelola oleh kelompok masyarakat, seperti yang saat ini ada di Desa Klakah Kasiyan, Kecamatan Gembong dengan hasil yang tidak kalah dengan kopi daerah lain.
Belum lagi yang menyangkut tanaman buah-buahan, satu-satunya produk di Indonesia yang mendapat pengakuan sah dari Kementerian Pertanian, adalah produk unggulan Pati, yaitu kelapa kopyor.
Kini pihaknya juga tengah mempersiapkan sertifikasi produk unggulan buah-buahan lainnya setelah jeruk pamelo. Kendati jeruk tersebut yang menanam adalah para petani di Desa Bageng, Kecamatan Gembong, tapi sebagai pengepulnya adalah warga kabupaten tetangga, yaitu Kudus.
Sebab, berapa pun produksi jeruk pamelo petani, semuanya ditampung, untuk memenuhi kebutuhan pasar swalayan di kota-kota besar, khususnya Jakarta. Mengingat hal tersebut, maka buah lokal yang sedang dipersiapkan sertifikasinya, adalah jenis jambu lumut dari Kayen.
Buah jambu air tersebut siap bersaing di pasaran dengan jambu dari Demak, termasuk buah durian, rambutan, Pati memiliki semua itu tapi penjualnya justru menyebutkan sebagai buah durian jenis Bangkok.
Seharusnya, dengan buah durian jenis montong yang dihasilkan dari Gunungwungkal maupun Cluwak, disebutkan buah durian asal Pati agar bisa ikut mengangkat nama daerahnya. ‘’Kami menyambut baik dibukanya Pasar Lelang Agro di Pati yang dampaknya tentu bisa memperpendek alur distribusi, karena antara produsen dan konsumen bisa bertemu langsung,’’imbuh Haryanto.Content Post In Here