Perpustakaan Mekar Sari Pustaka Siap Maju ke Tingkat Provinsi
Temuan program baru dan harus dipacu lagi adalah menyangkut pelayanan kepada pembaca, terutama ibu-ibu atau orang tua yang tiap hari harus menjemput atau menunggui putra-putrinya dilibatkan untuk lebih aktif membaca buku. Dengan demikian waktu luang para orang tua murid tersebut tidak terbuang percuma untuk ngerumpi.
Sebab, program buku gendong yang melaksanakan pelayanan adalah murid. Caranya, buku dari perpustakaan tersebut untuk membawanya harus digendong, seperti menggendong jamu kemudian mendatangi orang tua murid untuk disuruh memilih akan membaca buku apa. Kebanyakan mereka senang membaca cerita fiksi sehingga saat membaca tak terasa jam belajar putra-putrinya yang kebanyakan masih duduk di kelas I telah berakhir.
Setelah itu maka murid yang bertugas melayani mereka kembali mengambil dan menempatkan buku-buku yang selesai dibaca sesuai kode masing-masing. "Melalui program tersebut layanan itu praktis memberikan manfaat bagi orang tua murid," ujarnya.
4.705 koleksi
Tentang profil perpustakaan sekolah itu, jelas Nanik Mulyani, semula dirintis sejak 1990 dengan pola sederhana. Yakni dari sudut-sudut ruang kelas, terutama mulai dari kelas II s/d kelas VI karena anak-anak kelas I jika mendapat tugas membaca buku di perpustakaan nimat bacanya belum maksimal.
KArena itu, untuk merangsang mereka agar mulai gemar membaca di ruang perpustakaan berukuran 8x7 meter pun disediakan mainan. Permainan itu ternyata merangsang tumbuhnya minat baca di kalangan mereka yang masih terus menerus diingatkan.
Dengan kondisi perpustakaan sekolah semula seperti itu, maka tahun 2008 mendapat bantuan untuk fasilitas gedung baru yang dibangun dengan dana dekonsentrasi. Setelah itu berkembang dengan membuat ruang audiovisual 3x7 meter dan sarana penunjang akhirnya bisa dilengkapi. Hal tersebut termasuk sistem layanan yang diberikan kepada pengunjung secara elektrik, sehingga yang memanfaatkan perpustakaan sekolah itu bukan hanya anak-anak SD setempat tapi juga SD lain di lingkungannya termasuk dari sekolah lain. Biasanya mereka mencari buku sejarah Pati yang memang tidak semua perpustakaan sekolah memiliki.
Koleksi buku yang dimiliki saat ini sudah cukup lumayan karena mencapai 4.705 eksemplar baik fiksi maupun non fiksi ditambah berbagai jenis majalah dalam maupun luar negeri. " Kami juga sangat berterimakasih, karena dalam mempersiapkan penilaian tingkat provinsi ini pihak Kantor Arpusda juga memberikan bimbingan dan bantuan anggaran," imbuhnya.
sumber ilustrasi gambar: blogs.unpad.ac.id
Sebab, program buku gendong yang melaksanakan pelayanan adalah murid. Caranya, buku dari perpustakaan tersebut untuk membawanya harus digendong, seperti menggendong jamu kemudian mendatangi orang tua murid untuk disuruh memilih akan membaca buku apa. Kebanyakan mereka senang membaca cerita fiksi sehingga saat membaca tak terasa jam belajar putra-putrinya yang kebanyakan masih duduk di kelas I telah berakhir.
Setelah itu maka murid yang bertugas melayani mereka kembali mengambil dan menempatkan buku-buku yang selesai dibaca sesuai kode masing-masing. "Melalui program tersebut layanan itu praktis memberikan manfaat bagi orang tua murid," ujarnya.
4.705 koleksi
Tentang profil perpustakaan sekolah itu, jelas Nanik Mulyani, semula dirintis sejak 1990 dengan pola sederhana. Yakni dari sudut-sudut ruang kelas, terutama mulai dari kelas II s/d kelas VI karena anak-anak kelas I jika mendapat tugas membaca buku di perpustakaan nimat bacanya belum maksimal.
KArena itu, untuk merangsang mereka agar mulai gemar membaca di ruang perpustakaan berukuran 8x7 meter pun disediakan mainan. Permainan itu ternyata merangsang tumbuhnya minat baca di kalangan mereka yang masih terus menerus diingatkan.
Dengan kondisi perpustakaan sekolah semula seperti itu, maka tahun 2008 mendapat bantuan untuk fasilitas gedung baru yang dibangun dengan dana dekonsentrasi. Setelah itu berkembang dengan membuat ruang audiovisual 3x7 meter dan sarana penunjang akhirnya bisa dilengkapi. Hal tersebut termasuk sistem layanan yang diberikan kepada pengunjung secara elektrik, sehingga yang memanfaatkan perpustakaan sekolah itu bukan hanya anak-anak SD setempat tapi juga SD lain di lingkungannya termasuk dari sekolah lain. Biasanya mereka mencari buku sejarah Pati yang memang tidak semua perpustakaan sekolah memiliki.
Koleksi buku yang dimiliki saat ini sudah cukup lumayan karena mencapai 4.705 eksemplar baik fiksi maupun non fiksi ditambah berbagai jenis majalah dalam maupun luar negeri. " Kami juga sangat berterimakasih, karena dalam mempersiapkan penilaian tingkat provinsi ini pihak Kantor Arpusda juga memberikan bimbingan dan bantuan anggaran," imbuhnya.
sumber ilustrasi gambar: blogs.unpad.ac.id
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda