Bensin Eceran Rp 7.000/Liter (Muncul Antrean di SPBU)

Suparni, perempuan yang antre membawa dua jerigen isi 50 liter mengakui, memanfaatkan momentum itu, untuk menambah stok. 'Kesempatan itu belum tentu terjadi setiap tahun. Jadi mumpung sekarang ada kesempatan, apa salahnya,' katanya. Mencuri Start Kondisi lebih parah terjadi di Rembang. Pengecer bensin di daerah perbatasan Kabupaten Rembang, sepertinya takut rugi jika Pemerintah jadi menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM). Meski hingga Selasa (18/6), belum ada kepastian harga BBM naik, mereka sudah mencuri start menaikkan harga bensin eceran. Suparmin (45), warga Desa/Kecamatan Sumber, Kabupaten Rembang mengatakan, sejumlah pengecer sudah menaikan harga bensin hingga Rp 7.000/liter. 'Kebanyakan pengecer di perbatasan Rembang-Pati yang sudah menaikan harga. Padahal belum ada keputusan apa-apa dari pemerintah,' ujar Suparmin yang bekerja sebagai pedagang sayur. Ia mengaku kaget mendapati harga bensin eceran naik drastis dari semula Rp 5.000/liter. Namun karena tak banyak pengecer yang menjual bensin, dia pun pasrah membeli bahan bakar motornya dengan harga tinggi. Dari pantauan, pengecer bensin di Rembang kemarin banyak yang memilih tidak berjualan. Mereka hanya menata botol kosong di depan warung. Suwarni (37), seorang pengecer bensin di Rembang mengakui menunggu adanya kepastian kenaikan harga sebelum menjual kembali bensin eceran. 'Kalau saya jual hari ini dengan harga lama, tapi ternyata besok naik, tentu kami tidak jadi dapat untung banyak. Apalagi pembelian bensin menggunakan jerigen di SPBU juga dibatasi, menyusul adanya rencana kenaikan harga BBM,' katanya. Supervisor SPBU Banyudono Karsono membenarkan adanya pembatasan pembelian BBM untuk konsumen yang menggunakan jerigen. Pembeli hanya dilayani sesuai rekomendasi yang diberikan dinas terkait. Pengiriman BBM dari depo Pertamina juga masih sering terlambat. Karsono mengatakan, jika pesanan BBM seharusnya sudah tiba pukul 09.00 hingga 11.00, truk tangki BBM bisa saja baru tiba pada malam hari. 'Kami sudah melaporkan keterlambatan ini ke Pertamina,' katanya. Kapolres Rembang AKBP Adhy Fandy Ariyanto pada rapat koordinasi untuk mengantisipasi kenaikan harga BBM di ruang rapat Sekda Rembang mengingatkan adanya potensi gejolak di masyarakat jika harga BBM jadi naik. Ia mencontohkan, potensi aksi demonstrasi, pemogokan massal awak angkutan umum perlu diantisipasi. Kapolres meminta semua pihak tanggap. Jika terjadi aksi mogok oleh awak angkutan umum, semua kendaraan dinas diminta dikeluarkan untuk mengangkut penumpang, terutama anak-anak sekolah. (ad,H62-32,47)

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda