Haryanto Prioritaskan Reformasi Birokrasi
Dia bersama Wakil Bupati Budiyono berharap kepada para kontestan PSU Pilkada yang lain untuk turut serta membangun Kabupaten Pati melalui bidang masing-masing. "Saya bukan hanya bupatinya para pendukung dan simpatisan kampanye saya, tetapi dengan ikrar pada Allah SWT dalam pengambilan sumpah jabatan hari ini, dengan penuh keikhlasan dan kerendahan hati saya pun ingin menjadi bapak bagi semua," ungkapnya. Media Rekonsiliasi Dalam kaitannya dengan HUT Kabupaten Pati, Bupati meminta kepada segenap elemen masyarakat Pati untuk menjadikan momentum itu sebagai media rekonsiliasi. 'Jangan ada lagi permusuhan antarsimpatisan calon. Mari kita bersatu membangun kekuatan baru untuk Pati yang lebih baik," imbaunya. Ketua DPC PKB Pati H Muhammadun menyambut baik kehadiran pimpinan definitif di Pati. Pihaknya sebagai salah satu partai pengusung Haryanto-Budiyono mengajak semua masyarakat mendukung kepemimpinan mereka. "PKB juga akan mendukung kebijakan-kebijakan Haryanto dan Budiyono yang promasyarakat. Pihak-pihak yang berseberangan, mari bahu-membahu untuk membangun Pati ke depan lebih baik,' pesannya. Sementara itu tidak hanya mengiri roda pemerintahan yang sudah berjalan, Bupati dan Wakil Bupati Pati definitif yang baru saja menjalani pelantikan, Selasa (7/8), seharusnya memberi kontribusi signifikan bagi daerah. Setidaknya dapat menyelesaikan empat persoalan penting di Pati, yakni banjir, kekeringan, infrastruktur yang buruk, dan pengangguran. Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPR RI dari FPDIP H Imam Suroso, kemarin. Upaya dia mengingatkan tersebut bertujuan agar masyarakat Pati mendapat jaminan daerah dan kehidupannya akan lebih baik dengan kehadiran kepala daerah baru. 'Empat persoalan itu termasuk klasik di Pati. Sampai saat ini belum dibenahi secara menyeluruh,' ujar politikus yang turut maju dalam Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada Pati itu. Menyangkut banjir, Imam memandang masyarakat di sekitar alur Sungai Juwana masih berada dalam ancaman banjir setiap musim hujan karena luapan sungai. Meskipun telah ada pengerukan, tetap saja belum mampu menuntaskan penanganan banjir di wilayah Kecamatan Gabus, Kota, dan sejumlah kecamatan lain. Tidak sebatas itu, banjir bandang yang kerap melanda Kecamatan Kayen dan Sukolilo juga menjadi PR tersendiri. Bukan hanya banjir, kekeringan yang menjadi langganan di banyak daerah di Pati juga perlu mendapat perhatian serius. Imam Suroso mengakui, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi bersama sejumlah pihak swasta telah mengupayakan solusi melalui pengedropan air. Namun, upaya itu tidak menyelesaikan akar persoalan. 'Selama ini pengedropan air tidak bisa menyentuh korban kekeringan secara menyeluruh dalam jumlah mencukupi,î katanya. Persoalan selanjutnya, tandas dia, kondisi infrastruktur jalan di perdesaan yang rusak parah. Kondisi tersebut kerap dikeluhkan masyarakat sejak beberapa tahun lalu, tapi hingga kini belum teratasi tuntas. Karena keterbatasan anggaran daerah, Pemkab hanya mampu memperbaiki sebagian ruas jalan yang rusak. Adapun lainnya dibiarkan rusak hingga akses jalan mirip seperti dasar sungai kering. Yang terakhir adalah masalah pengangguran. Dia menekankan, sejauh ini wilayah pelosok desa di Pati masih menjadi 'eksportir' tenaga kerja ke luar negeri. Namun, sebagian besar tenaga kerja tidak membekali diri dengan keterampilan yang mumpuni. 'Pemkab harus segera membuat terobosan lapangan kerja baru untuk menyerap tenaga kerja usia produktif yang melimpah di Pati,' sarannya. Keempat persoalan tersebut diharapkan Imam Suroso bisa dituntaskan kepala daerah yang baru dalam waktu tiga tahun. Bila memang terealisasi, maka masyarakat Pati akan sadar manfaat kepemimpinan kepala daerah baru. Tetapi jika gagal, masyarakat akan selalu apatis dan pragmatis setiap perhelatan pilkada. Pria yang akrab disapa Mbah Roso itu mencontohkan di Kota Solo yang berhasil di bawah penataan Wali Kota Jokowi. Keberhasilan itulah yang membuat 90% warga Solo kembali memilih Jokowi menjadi wali kota tanpa meminta imbalan hadiah. (H49-57) (/)