Warga Perlu Waspadai DB

Penyuluhan terkait dengan hal perkembangan penyakit sudah dilakukan oleh puskesmas hingga ke desa-desa. Asal tindakan cepat dilakukan, penderita DBD pasti bisa secepatnya teratasi, tapi masih juga sering terjadi warga gampang panik. Jika sudah demikian, tuntutannya harus dilakukan pengasahan sebenarnya tidak efektif dan membuang-membuang biaya serta tenaga. " Sebab, pengasapan bukan solusi tepat untuk mencegah serangan DBD," tegas dia. 60 Persen Pasalnya, lanjut Edy Sulistyono, melalui cara tersebut nyamuk yang menjadi sasaran hanya 60%. Nyamuk yang benar-benar mati pun hanya 40%, sehingga yang hanya sekedar mabuk masih 20% dan akhirnya bisa terbang lagi mencari sarang baru kemudian bertelur. Ternyata dari penelitian, telur yang menetas menjadi jentik begitu jadi larva langsung bisa terbang mencari sasaran. Sebab, pengasangan juga tidak bisa membunuh jentik-jentik nyamuk penyebar virus DBD yang biasanya mengambil tempat di sisa-sisa air hujan di dalam botol-botol, kaleng bekas, potongan ruas bambu yang biasa untuk pagar, vas bunga, dan tempat minum unggas piaraan. Dengan demikian, upaya mencegah perkembangan serangan DBD adalah meningkatkan upaya pembersihan sarang nyamuk (PSN). Hal itu harus dilakukan secara serempak melalui gotong-royong. Bukti dampak ketidakefektifan pengasapan bisa terlihat, belum genap sepekan serangan DBD justru kembali terulang. Apalagi dengan cara yang salah, yaitu dalam satu titik lokasi pengasapan itu dilakukan sampai radius 200 meter. Padahal kemampuan terbang nyamuk paling jauh hanya 50 meter. Dengan demikian, kalau dalam radius 200 meter aman dari serangan DBD, hal itu bukan karena kebersihan pengasapan, melainkan lokasi tersebut memang bersih dari sarang tempat perkembangbiakan nyamuk penyebar virus DBD. Adapun upaya lain, di luar gerakan PNS, yaitu bila malam atau siang menjelang tidur kamar/ruangan dilakukan penyemprotan dengan cairan pembasmi."Hindari penggunaan obat nyamuk bakar, karena asapnya bisa terhirup secara langsung sebelum obat nyamuk bakar itu di matikan,"pesan Edy Sulistyono.  Sumber ilustrasi gambar : www.lensaindonesia.com

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda