Angkat Batik pada Hari Kartini
PATI – Upaya mengangkat potensi lokal terutama batik terus dilakukan berbagai pihak. Belakangan, kalangan perempuan yang tergabung dalam Tim Penggerak PKK menonjolkan batik dalam peringatan Hari Kartini.
Itu dituangkan melalui lomba peragaan busana kerja berbahan batik lokal di Pendapa Kabupaten Pati, kemarin. Dalam kesempatan itu, puluhan pegawai dari berbagai SKPD dan kantor kecamatan ambil bagian. ‘’Pemilihan batik sebagai tema lomba peragaan busana dalam rangka Hari Kartini sangat tepat.
Karena selain mengangkat potensi lokal, sekaligus mendorong peran wanita dalam bidang ekonomi,’’ ujar Bupati Pati, Haryanto saat membuka lomba peragaan busana kerja berbahan batik. Dia mengungkapkan, mayoritas perajin batik merupakan perempuan.
Karenanya, tepat sekali jika peringatan Hari Kartini mengangkat potensi batik khas Pati. Batik Bakaran yang merupakan produk lokal Pati kini terus berkembang. Itu tidak terlepas dari dukungan Pemkab Pati dalam mendorong produktivitasnya melalui sejumlah kebijakan.
Di antaranya membuat regulasi berupa Peraturan Bupati (Perbup) Pati yang mengharuskan pengenaan pakaian kerja berbahan batik lokal setiap Kamis. Bahkan, belakangan seragam batik lokal juga mulai digunakan pegawai di lingkungan BUMD. Termasuk para kepala desa beserta jajaran perangkatnya.
Pasar Terbuka
‘’Perlahan tetapi pasti industri rumahan batik di Pati terangkat. Jika dulu bayak perajin batik yang beralih pekerjaan ke sektor lain, kini banyak yang kebali bergelut dengan batik karena pasarnya terbuka,’’ jelasnya. Bupati berharap, perajin batik bakaran tidak berhenti berinovasi karya tanpa harus meninggalkan motif asli.
Itu disesuaikan dengan permintaan pasar agar tetap mendapat tempat di masyarakat. ‘’Produk batik kita yang belum ada adalah motif lurik. Selama ini seragam motif lurik yang dipakai pegawai di SKPD setiap Selasa menggunakan bahan hasil kreasi dari luar daerah,’’ katanya. Sementara itu, mengenai peran wanita di berbagai bidang menurut Bupati semakin meningkat.
Di SKPD, misalnya, banyak wanita yang berposisi sebagai pimpinan, mulai level bidang hingga institusi. Demikian pula di lingkungan legislatif. Jumlah wanita yang duduk sebagai wakil rakyat semakin banyak. Dari 50 anggota legislatif periode 2014-2019, delapan di antaranya merupakan wanita.
Sumber :http://berita.suaramerdeka.com