Teknik Dasar Perlu Di Matangkan
Kondisi tersebut di akui pelatih tim SDN Pati Kidul 01, kec. Pati Santoso,SPd. Guru olah raga ini mengatakan, tidak banyak sekolah yang memiliki fasilitas dan sarana prasarana bulu tangkis. Tak pelak sebagian besar penggemblengan di tempuh di luar sekolah. Untuk lebih memopulerkan bulu tangkis di kalangan pelajar, tidak cukup sebatas penyampaian teori di ruang kelas. Pembinaan terpadu tentang teknik dasar perlu di matangkan. Hanya saja, di butuhkan komitmen bersama para pihak, baik sekolah maupun orang tua siswa. Secara formal, jam pelajaran khusus untuk bulu tangkis sejauh ini sangat minim sehingga butuh aktualisasi di luar waktu sekolah. Untuk siswa setingkat SD, ektrakulikuler olah raga tampaknya tidak banyak tersedia waktunya, bahkan nyaris tidak ada. Berbeda dengan di SMP dan SMA. Gejala tersebut membuatnya tergugah untuk mengakomodasi siswa SD yang berbakat dan berminat menekuni Bulu tangkis di luar jam sekolah. Sejak 1990, dia bersama sejawatnya Puji Lestari mewadahi mereka dalam PB Pendidikan Dasar (Dikdas) Garuda. Klub yang khusus membina teknik dasar pembulu tangkis belia pemula itu cukup efektif memberikan warna bagi dunia bulu tangkis di Bumi Mina Tani. Sebagian besar atlet binaanya mampu menunjukkan permainan taktis dan efektif saat turun di kejuaraan. Lain dengan atlet pelajar yang di siapkan secara rutin oleh sekolahannya menjelang mengikuti event. Tidak Merata Itulah mengapa kejuaraan antar SD yang kali pertama di gelar di Pati dengan Prakarsa Pengprov PBSI Jateng dan Djarum Foundation kemampuan para peserta tidak merata. Dalam kejuaraan tersebut, SDN Pati Kidul 01 mengirim 8 regu sekaligus. 6 merupakan regu putra dan 2 sisanya regu putri. Jumlah tersebut membuat sekolah yang berlpkasi di Jl.Panglima Sudirman itu paling banyak mengirim peserta di antara 18 sekolah lain yang ambil bagian. Meskipun hanya menyabet satu gelar yang di wakili tim putri A (JUARA II) dan menempatkan 2 tim putra pada babak 8 besar, setidaknya sumbangan peserta cukup banyak itu lebih menggairahkan kompetis tersebut. Mengingat semua peserta kecuali SD Kanisius (tiga regu)hanya mengiri 1 regu untuk masing-masing kategori. "Saya tidak terlalu terkejut dengan minimnya peserta di Hardiknas Cup yang pesertanya mewakili sekolah. Memang tidak banyak sekolah yang membina serius siswanya dalam bidang ini," katanya, kemarin . Keberadaan Klubnya yang secara khusus mengajarkan teknik dasar bulu tangkis bisa jadi pedukung pemerataan atlet di jenjang sekolah SD. karena sejak berdiri 21 tahun yang lalu, PB Dikdas Garuda tidak hanya membina SDN Pati Kidul 01, tetapi terbuka untuk semua siswa sekolah di Pati. "Setiap tahunnya kami membina ekitar 30 an anak. mereka dari berbagai SD yang memiliki minat kuat menekuni bulu tangkis," tandas pria yang berdomisili di jalan kembang joyo no 1 Gembleb, Desa Kuthoharjo, kec. Pati itu. Dengan porsi waktu 3X sepekan, latihan dasar di lngsungkan di GOR SMAN 2 Pati Jl.Ahmad Yani. Setalah lulus SD atlet binaan bisa memilih latihan di sejumlah Klub lain yang membina semua kelompok usia. "Kebanyakan Klub enggan membina mulai teknik dasar. biasanya mereka hanya memoles atlet yang sudah mapan tekniknya untuk di pacu lebih profesional." ilustrasi gambar : suaramerdeka.com