Pengusaha Lirik Kesenian Tradisional Warokan

Minimal saat pementasan berlangsung masyarakat tertarik dan terhibur dengan pertunjukan "Warokan" yang dimainkan Grup Sri Mudo Rahayu. "Karena itu, belum ada peikiran atau rencana untuk mengembangkan kesenian tradisional tersebut di Pati," ujarnya. Lima tahun Pemimpin grup, Suryanto, ketika ditanya tentang proses terbentuknya kesenian"Warokan" mengatakan, kesenian tradisional itu sebenarnya adalah satu-satunya yang ada di Wonosobo. Sebab, cikal bakal berdirinya kesenian itu memang dari Desa Pagerejo. Akan tetapi seperti kebanyakan kesenian tradisional lainnya, masa-masa suram pasti pernah dialami sehingga ibarat hidup  segan mati tak hendak. Melihat kondisi tersebut sebagai generasi muda, dia merasa prihatin sehingga upaya untuk melestarikannya bagi dia menjadi pilihan utama. Karena itu, para sesepuh yang masih mempunyai keahlian untuk menunjukkan kekebalan tubuh dari babatan senjata tajam, dan pukulan benda tumpul tetap menjadi daya tarik bagi para pemainya dan juga para penonton. Dengan demikian, dalam mengikuti festival kesenian tradisional predikat juara pasti bisa diraih, sebagaimana dalam festival internasional di Bali, "Warokan" berhasil keluar sebagai pemenang kedua. Sedangkan urutan pertama ditempati peserta dari Korea Selatan. Mengenai "Warokan" yang berkembang pesat sejak 1998, sebenarnya paduan kesenian jaran eblek dengan berbagai cerita sejarah atau tutur tinular lainnya. Biasanya untuk pembuka diawali dengan tarian ksatria, yaitu para prajurit adipati Jipang Panolan, Arya Penangsang. Tampilan berikutnya, bia saja cerita yang sering dimainkan grup ketoprak. Yakni Warok Suromenggolo sampai serial Suminten Edan, dana dalam cerita itulah biasanya para warok unjuk kebolehan dengan menampilkan kekebalan tubuh masing-masing. "Pertunjukan cerita lainnya, seperti Brawijaya Paras, Bondan Kejawan, dan yang lainnya sudah banyak yang dibawakan. Untuk pertunjukan lainya, juga biasa dibawakan tarian Lengger," imbuh suryanto.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda