Demo Anarkis, Tembak di Tempat : Jelang Pemilukada 23 Juli

Upaya tegas tersebut menurut Edward, diterapkan sesuai SOP yang ada. Yakni dengan berpedoman pengendalian massa yang memang sudah ada. "dengan adanya simulasi tersebut, kami berharap dapat membentuk dan mempersiapkan personel yang responsif dan adaptif, serta memiliki cara bertindak yang cermat dalam mengatasi perubahan kamtibmas yang dapat berubah cepat. Dengan acuan SOP itu, personel tidak terkesan reaktif tetapi proaktif terhadap setiap perkembangan situasi, " ujarnya.

Sebab, ungkap Edward, setiap menjelang pelaksanaan pemilukada, suhu politik akan cenderung memanas. Termasuk adanya kompetensi dan persaingan diantara kelompok pendukung calon. "Menghadapi kondisi tersebut, kami meminta jajaran untuk lebih peka dan waspada, serta siaga dan tanggap terhadap setiap potensi kerawanan yang setiap saat berubah. Bahkan bisa menjadi ancaman bagi pemilukada," terangnya.

Edward mengungkapkan, kewaspadaan terhadap adanya berbagai bentuk kerawanan tersebut, erat dengan tahapan-tahapan dalam pemilukada. Dengan demikian, mulai tahapan masa kampanye, masa tenang, pemilihan, dan penhitungan suara, serta dan tahapan penetapan calon akan menjadi prioritas kewaspadaan dalam pengamanan.

"Akan kami maksimalkan semua. Hal ini sesuai dengan komitmen Polri dalam rangka melindungi dan memberikan pelayanan yang maksimal pada masyarakat. Selain itu, upaya tersebut dilakukan sebagai wujud sekaligus menjawab tuntutan dan tantangan masyarakat terhadap citra dan kinerja Polri," imbuhnya.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda