Pati Sumbang 25 Persen Kebutuhan Garam Nasional
Dari catatan produksi garam 2009, Pati menghasilkan 290.000 ton. Jumlah tersebut setara dengan Rp. 87 miliar jika dihitung rata-rata harga per kilogramnya Rp. 300. "Harga rata-rata garam Rp. 300 per kilogram itu sudah bagus. Kalau pun saat ini harganya jauh diatas itu, lebih dikarenakan cuaca yang tidak normal," jelasnya. Pihaknya mencatat potensi tambak garam diwilayahnya seluas 3.500 hektare. Dari luasan itu 2.500 hektare diantaranya masih aktif digunakan untuk produksi. "Untuk areal 1.000 hektare akan kami bantu menuadikannya produktif dalam beberapa tahun kedepan. Kal;au itu berhasil maka pasokan garam Pati untuk kebutuhan nasional bisa lebih meningkat lagi," tandasnya. Menurutnya, total kebutuhan garam nasional per tahunnya mencapai 2,8 juta ton. Untuk garam konsumsi sebanyak 1,2 juta ton dan kebutuhan garam industri mencapai 1,6 juta ton. Untuk konsumsi Pada tahap pertama Pemerintah Pusat mencanangkan pemenuhan kebutuhan garam untuk konsumsi. Selanjutnya merambah ke peningkatan hasil produksi untuk pemenuhan kebutuhan garam industri. Sejauh ini kalangan industri banyak membutuhkan garam. Kebanyakan perusahaan tersebut bergerak dibidang keramik, kertas, perminyakan, dan lainnya. "Swasembada garam konsumsi maupun industri untuk menekan impor. Karena produksi garam nasional jauh dari kebutuhan yang ada atau hanya sekitar 1.1 juta ton per tahun. Ketua forum KOordinasi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (FKPSPL) Sukarno mengatakan, pihaknya berharap pemerintah dapat mengondisikan tata niaganya. Mengingat selama ini petani kerap dirugikan aksi tengkulak yang seenaknya menentukan harga dipasaran.