Dibutuhkan Koordinasi Lintas Sektoral: Rencana Perbaikan Pompa Tambakromo
PATI – Rencana perbaikan Stasiun Pompa Tambakromo untuk mendukung pengairan lahan pertanian seluas 1.300 hektare tidak bisa sertamerta dilakukan.
Perlu koordinasi lintas sektoral dalam mengaktifkan pompa yang diperkirakan mampu mengalirkan air ke 10 desa yang tersebar di Kecamatan Sukolilo, Kayen, dan Tambakromo. ’’Kami tidak memiliki kewenangan terhadap infrastruktur tersebut.
Itu butuh koordinasi lintas sektoral,’’ ujar Bupati Pati Haryanto seusai rapat dengan Ketua Komite Tetap Ketahanan Pangan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Franciscus ‘Franky’ Welirang di ruang Joyokusumo Setda Pati, Jumat (20/3).
Franky selaku penggagas perbaikan pompa sekaligus pengaktifannya, disarankan untuk berkoodinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juwana, Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Jawa Tengah, Bidang Pengairan DPU Kabupaten Pati, Kelompok Tani terkait, dan para camat yang wilayahnya akan dialiri air yang dikendalikan stasiun pompa tersebut.
Haryanto menyarankan, upaya itu perlu didukung analisis akurat. Tidak sebatas mengacu pada data yang tersedia di atas meja, tetapi perlu pengecekan kondisi terkini di lapangan.
’’Pengecekan itu penting. Jangan sampai nanti air yang sampai justru lebih sedikit dari yang diperkirakan dan akan berdampak pada perebutan jatah air oleh para petani,’’katanya.
Menurutnya, pembagian air untuk irigasi seringkali berpotensi konflik jika sumber daya air yang tersedia terbatas. Apalagi tidak sebanding dengan jumlah petani yang membutuhkan aliran air untuk sawahnya.
’’Jadi tolong dikaji secara betul, kalau perlu terjun langsung ke lapangan agar masyarakat juga memahami. Kalau saya intinya apa yang menjadi kebutuhan warga, itu yang akan jadi prioritas kebijakan,’’ tandasnya.
Pelatihan Petani
Franky menjelaskan, pihaknya telah mempersiapkan kiat khusus dalam bertani yang efektif dan efisien. Dia berencana memperkenalkan sistem bercocoktanam yang dapat menghemat air.
’’Kami akan memberikan kursus pada para petani di 10 desa. Kita akan datangkan pelatih,’’katanya. Dari enam pompa yang ada di stasiun tersebut, tiga di antaranya akan segera diperbaiki. Perbaikan diperkirakan menelan biaya Rp 370 juta.
’’Itu kami yang menanggung,’’ tandas Franky. Pada April 2012, tiga dari enam pompa di Stasiun Pompa Tambakromo yang terletak di Dukuh Curug, Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo itu, pernah dioperasikan.
Namun, karena kendala teknis, akhirnya kembali mangkrak. Kala itu, pengoperasian stasiun pompa yang dibangun pada 1992 dikoordinasikan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pengoperasian Stasiun Pompa Tambakromo kala itu didukung suplai air dari Bendung Kletak di Klambu, Grobogan.
Alirannya menuju ke Pati melalui Bendung Pembagi Klambu Kanan yang mengarah ke Gebang.
sumber berita: suaramerdeka.com
sumber ilustrasi gambar:hansdarwis89.blogspot.com