Mei-Juni Tingkat Ketinggian Air Meningkat
Caranya adalah dengan membuat bronjong dari bambu maupun lainnya. " Memang setiap bulan Mei dan Juni, angin bertiup dari arah timur. Sehingga mengakibatkan air laut bergerak kedaratan. Untuk mengantisipasinya, biasanya membuat talud dari bambu, yang dipasang didepan rumah masing-masing," terangnya. akibat abrasi itu, meskipun terkadang memberikan berkah tersendiri karena yang dibawa air laut adalah ikan, namun juga membuat khawatir. Dia berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk mencarikan solusi. Hal ini dikarenakan sejumlah tambak yang berada didekat pantai telah tergerus abrasi. Bahkan sudah hilang. Selain itu, upaya penanaman mangrove masih jauh dari harapan. Ini dikarenakan meskipun telah dilakukan penanaman, saat belum menjadi besar, tanaman sudah tercabut akibat abrasi. "Disisi lain jika membuat talud dari bambu juga dirasa mahal. Hingga saat ini masih jarang sekali masyarakat yang membuat talud," jelasnya. Hal senada dikatakan Kepala Desa Alasdowo, Kecamatan Dukuhseti, Ridwan mengatakan jika yang menjadi kekhawatiran warga tidak hanya persoalan abrasi saja. Namun juga sungai Alasdowo yang bisa digunakan untuk mangkal perahu nelayan, mengalami pendangkalan yang serius. "Ini terjadi akibat abrasi yang kian parah. Abrasi air laut yang menuju kedaratan membawa lumpur. Padahal tempat transit yang paling aman untuk perahu adalah disungai itu," terangnya. Dengan kondisi itu, pihaknya berharap agar Pemkab Pati melalui dinas terkait, melakukan normalisasi. Hal ini dikarenakan jika sungai sudah mengalami pendangkalan, sedangkan sungai tersebut digunakan untuk jalur transportasi sedikitnya 300 perahu. "Perahu tersebut milik warga, baik dari Desa Ngagel, Dukuhseti, Alasdowo, Banyutowo, dan lainnya. Jika tidak segera dinormalisasi, akan menghambat para nelayan. Kami harapkan ini segera difasilitasi. Kalau kami disuruh membuat proposal pengajuan, kami siap," tandasnya.