Bupati Haryanto Pamerkan Potensi Daerah

(Suara Muria) PATI – berbagai potensi Kabupaten Pati yang tidak di temui pada daerah lain dipaparkan Bupati Haryanto dalam forum diskusi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Universitas Muria Kudus (UMK), baru-baru ini.

Dalam kesempatan itu, Bupati sekaligus meneken nota kesepahaman dan kerjasama Pemkab Pati dengan UMK.

Menurutnya, potensi UMKM dan pertanian di Bumi Mina Tani tidak terdampak dengan krisis. Itu menjadi kunci peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.

“Pati Merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang mampu menopang ketahanan pangan. Itu karena mayoritas masyarakat mengelola lahan pertanian,” ujarnya dalam diskusi yang dihadiri civitas akademika perguruan tinggi tersebut.

Selain pertanian, potensi Pati lain yang tidak kalah menjadi andalan diantaranya, kelautan dan perikanan, perkebunan, serta pertambangan. Potensi perikanan itu dibuktikan dengan panjang garis pantai yang mencapai 60 Kilometer dari Kecamatan Dukuhsekti hingga Batangan serta didukung tujuh tempat pelelangan ikan (TPI).

“Potensi Pati lebih lengkap dibanding Kudus. Pati ada laut dan gunung, yang semuanya dikelola masyarakat dengan baik,” tandasnya. Diluar potensi alam, daerah yang dulu dikenal sebagai kota pensiunan itu juga memiliki beragam produk kerajinan unggulan, yakni Batik Bakaran. Karya warisan leluhur itu sangat melegenda dan menjadi jejak sejarah yang patut dilestarikan.

Patenkan Batik

Menurutnya, perajin batik selama ini mendapat dukungan dari Pemkab Pati. Selain memasyarakatkan produk dengan membuat kebijakan pengenaan pakaian batik untuk seragam PNS, karyawan instansi pemerintah hingga di level desa hingga karyawan BUMD, Pemkab juga mematenkan motif batik ke Ditjen Haki.

Bahkan, untuk mengangkat potensi daerah, Pemkab juga tengah membangun pusat produk unggulan di Jalan Pati-Kudus turut Desa/Kecamatan Margorejo.

Tempat tersebut menjadi etalasi berbagai produk unggulan, seperti buah, ikan bandeng, batik dan berbagai kerajinan khas, serta berbagai makanan khas, seperti nasi gandul dan soto kemiri.

“Langkah itu untuk mendorong dan memotivasi pelaku UMKM. Meski masih ada sejumlah kendala, namun kami terus mendampingi dan membina agar masyarakat tidak ragu untuk mengembangkan produk yang menjadi ciri khas Pati,” jelasnya.

Rektor UMK Suparnyo mengatakan, pertemuan dan diskusi tersebut bisa berlanjut pada kesempatan lain. Menurutnya, pemaparan tersebut menarik karena berorientasi pengembangan potensi daerah sekaligus menungkatkan kesejahteraan masyarakat.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda