Bupati Harapkan Pilkada Cukup Satu Putaran
Acara ini dihadiri personel KPU Pusat asal Pati Dra Endang Sulastri MSi, Wakil Bupati Hj kartina sukawati SE MM, Kepala Desk Pilkada yang juga Plt Sekda Drs H Desmon Hastiono MM, dan jajaran Muspida.
Untuk mencapai hasil pilkada cukup satu putaran adalah menuntut KPU sebagai penyelenggara bekerja keras agar warga yang mempunyai hak pilih berperan aktif menggunakan haknya. Dengan demikian, upaya sosialisasi tahapan pelaksanaan pilkada juga harus dilaksanakan secara maksimal.
Dengan tingkat kehadiran pemilih yang maksimal pula, akan terjadi persaingan perolehan suara antara pasangan calon satu dan lainnya secara sgnifikan. Pihaknya juga tidak mengharapkan hasil pilkada tersebut tak memuaskan.
Karena itu, selesai pilkada jangan sampai ada pihak-pihak ynag merasa masih mempunyai masalah, "Semua itu akan bisa merasa nyaman jika seluruh kandidat bisa menjiwai kepemimpinan yang amanah, " Ujarnya.
Mundur saja
Di samping itu, ungkapnya, jika calon yang nanti terpilih harus tahan terhadap kritik, hujatan, dan cemoohan. Jika dalam praktiknya nanti tidak tahan menghadapinya, lebih baik sebelum terlanjur mencalonkan diri mundur saja sekarang juga.
Sebab, kondisi sekarang dan dalam era keterbukaan itu banyak tuntutan dari masyarakat yang harus dipenuhi. Semua itu tumpuannya pada pemerintah, tapi tidak pernah bertanya dan mengoreksi diri sendiri, apa yang sebenarnya sudah diberikan kepada pemerintah untuk kepentingan bersama.
Mengingat kondisi tersebut, mengapa pihaknya sampai sekarang belum bersedia mengakui keberadaan organisasi perangkat dan kepala desa di daerahnya baik itu Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) maupun Pasopati. Sebab, dalam anggaran dasarnya ternyata Pasopati ada perangkat desa.
Demikian pula di PPDI juga perangkat desa, hal tersebut akan terjadi "jeruk makan jeruk". menyikapi dan melihat kondisi tersebut, termasuk kemerebakan unjuk rasa yang dilakukan mereka, semua itu tak lepas dari kepentingan politik saat menjelang berlangsungnya pilkada.
Hal lain yang ditekannya oleh Tasiman, adalah kemunculan jumlah kandidat pasangan calon yang banyak. Akan tetapi, mereka bersama pendukungnya harus bisa menempatkan diri secara proporsional, seperti dalam memasang gambar di suatu lokasi kalau sudah ada gambar pasangan lain tentu jangan ditutupi.
"Jika hal itu sampai terjadi, dampak yang ditimbulkan adalah munculnya kerawanan," tegas Tasiman.
Untuk mencapai hasil pilkada cukup satu putaran adalah menuntut KPU sebagai penyelenggara bekerja keras agar warga yang mempunyai hak pilih berperan aktif menggunakan haknya. Dengan demikian, upaya sosialisasi tahapan pelaksanaan pilkada juga harus dilaksanakan secara maksimal.
Dengan tingkat kehadiran pemilih yang maksimal pula, akan terjadi persaingan perolehan suara antara pasangan calon satu dan lainnya secara sgnifikan. Pihaknya juga tidak mengharapkan hasil pilkada tersebut tak memuaskan.
Karena itu, selesai pilkada jangan sampai ada pihak-pihak ynag merasa masih mempunyai masalah, "Semua itu akan bisa merasa nyaman jika seluruh kandidat bisa menjiwai kepemimpinan yang amanah, " Ujarnya.
Mundur saja
Di samping itu, ungkapnya, jika calon yang nanti terpilih harus tahan terhadap kritik, hujatan, dan cemoohan. Jika dalam praktiknya nanti tidak tahan menghadapinya, lebih baik sebelum terlanjur mencalonkan diri mundur saja sekarang juga.
Sebab, kondisi sekarang dan dalam era keterbukaan itu banyak tuntutan dari masyarakat yang harus dipenuhi. Semua itu tumpuannya pada pemerintah, tapi tidak pernah bertanya dan mengoreksi diri sendiri, apa yang sebenarnya sudah diberikan kepada pemerintah untuk kepentingan bersama.
Mengingat kondisi tersebut, mengapa pihaknya sampai sekarang belum bersedia mengakui keberadaan organisasi perangkat dan kepala desa di daerahnya baik itu Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) maupun Pasopati. Sebab, dalam anggaran dasarnya ternyata Pasopati ada perangkat desa.
Demikian pula di PPDI juga perangkat desa, hal tersebut akan terjadi "jeruk makan jeruk". menyikapi dan melihat kondisi tersebut, termasuk kemerebakan unjuk rasa yang dilakukan mereka, semua itu tak lepas dari kepentingan politik saat menjelang berlangsungnya pilkada.
Hal lain yang ditekannya oleh Tasiman, adalah kemunculan jumlah kandidat pasangan calon yang banyak. Akan tetapi, mereka bersama pendukungnya harus bisa menempatkan diri secara proporsional, seperti dalam memasang gambar di suatu lokasi kalau sudah ada gambar pasangan lain tentu jangan ditutupi.
"Jika hal itu sampai terjadi, dampak yang ditimbulkan adalah munculnya kerawanan," tegas Tasiman.
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda