Banjir, 1.514 Hektare Padi Puso
Sebagian besar sawah tergenang berada di tepi Sungai Juwana.
Hanya Kecamatan Dukuhseti yang berada jauh dari sungai terbesar di Pati itu.
Banjir yang menggenangi sawah seluas 661 hektare dengan 498 hektare di
antaranya puso di kecamatan paling utara Pati itu, banjir akibat gelontoran air
dari kawasan lereng Gunung Muria.
Melihat kondisi banjir yang surutnya lama, menjadikan pihaknya pesimistis panen
kali ini berhasil maksimal. Pasalnya, 50% lebih padi yang tergenang dalam waktu
tidak terlalu lama akan membusuk dan mati atau puso.
”Rencananya kami akan mengajukan permintaan cadangan benih nasional untuk
dibagikan kepada petani korban banjir. Kalau memungkinkan bisa diambil untuk
periode pertama, yakni Januari hingga Mei, tetapi kalau tidak bisa ya periode
berikutnya (Juli-November),” tandasnya.
Kepala Kantor Ketahanan Pangan Ir Joko Purwanto menyatakan, banjir berpengaruh
pada ketahanan pangan masyarakat. Namun, pihaknya tidak dapat berbuat banyak
mengurangi kerawanan bencana lantaran di kantornya tidak ada alokasi dana yang
khusus untuk pos tersebut.
”Kami hanya bisa mengupayakan dari Badan Ketahanan Pangan (BKP) Jateng melalui
dana penanganan daerah rawan pangan (PDRP). Itu bisa diajukan untuk masyarakat
yang terkena bencana dengan sejumlah kriteria,” tandasnya.
Kriteria itu antara lain, tingkat kerawanan pangan tinggi, angka kemiskinan
tinggi, jumlah keluarga prasejahtera juga banyak.
Selain itu, dia mengatakan bisa mengakses cadangan pangan Provinsi Jateng
berupa beras. Hanya saja, perlu dipikirkan dana transportasi untuk pengambilan
bahan pangan itu.