Waspada Jajanan Anak di Sekolah
Memiliki anak sekolah memang menjadi tantangan tersendiri. Nutrisi anak harus terpenuhi dengan baik agar perkembangan otak anak sesuai dengan perkembangan usianya. Jika kita sebagai orang tua terutama ibu selalu memberi bekal anak sekolah, itu baik sekali, dan perlu diteruskan. Jika tidak, kita harus berhati-hati terhadap jajanan anak sekolah yang dijajakan pedagang.
Mengapa? Jajanan anak sekarang keamanannya kurang terjamin, apalagi kebersihannya. Banyak pedagang yang ingin laris dan mendapat keuntungan banyak dengan cara membuat makanan dari bahan berbahaya, seperti pewarna tekstil, boraks hingga formalin. Tidak hanya itu, dagangan makanan seperti mie yang dijual dengan harga sangat murah (Rp 1000) dibuat dari bahan pengawet dan penyedap yang tinggi.
Bahan berbahaya seperti itu memang tidak berdampak langsung terhadap kesehatan. Namun, dapat berdampak jangka panjang, seperti timbulnya kanker. Beberapa orang juga bisa merasakan dampak langsungnya, seperti sakit perut, mual, pusing, bahkan muntah.
Selain itu, zat berbahaya ini juga berdampak pada perkembangan otak anak. Fungsi otak anak berkembang hingga 98 persen setelah anak berusia 6 tahun. Oleh sebab itu, makanan yang tinggi zat gizi, terutama protein sangat berperan dalam perkembangan otaknya.
Kita dapat menyiasati jajanan ini dengan memberikan sarapan yang cukup dan bergizi untuk anak, seperti susu segar rendah lemak, nasi, telur goreng, atau roti isi margarin dan telur goreng. Dan, bunda juga dapat menyiapkan bekal siang agar anak tidak jajan sembarangan di sekolah. Anak yang lapar dan tidak membawa bekal cenderung membeli jajanan yang tersedia di sekolah.
Tentunya, ini tidak diinginkan, bukan? Mari mulai dari sekarang siapkan bekal untuk anak agar anak terus berprestasi dalam sekolah dan tetap sehat. Ini adalah cara efektif mencegah anak jajan makanan yang berbahaya di sekolah.
sumber artikel: www.hellodoctor.co.id
sumber ilustrasi gambar: bandung.bisnis.com