Ribuan Hektaran Sawah Tk Ditanami

Tetapi,ucap beberapa petani di Desa Baturejo,ancaman gagal panen tak bisa terhindar karena serangan hama tikus yang sulit teratasi. Karena itu, kebanyakan para petani pemilik tanaman palawija tersebut hanya pasrah, begitu upaya pembrantasan hama tersebut tak membuahkan hasil. Harapan satu-satunya, kini tinggal menunggu air mengalir dari jaringan irigrasi Jratunseluna. Sebab, pada awal September biasanya terjadi penggelontoran air dari Waduk Kedung Ombo yang saat ini memang sudah asa yang masuk ke saluran sekunder untuk jaringan BG 1-5 yang hanya berjarak sekitar 500 meter di sisi utara Kali Tus. Adapun untuk jaringan saluran BG 6 dan seterusnya yang berdekatan dengan lokasi alur Juwana (JU) III, sampai sini masih belum maksimal, sampai sekarang masih banyak petani yang tetap memberikan lahan sawahnya kosong. Dengan demikian, jika di area persawahan dilihat dari kejauhan ada beberapa blok yang tampak hijau, hal itu bukan tanaman palawija melainkan perdu."Hal itu bisa dilihat di sepanjang areal bekas Rawa (Balong) Dewa yang berada di perbatasan Wotan dan Baturejo,"ujar mantan Sekdes. Puluhan warga nekat merusdak dua tempat pengusahaan air tanah yang berada di kawasan Bulubsgus, Desa Karangsekar. Emosi warga di desa itumeletup karena warga menentang komersialisasi air tanah. Saat lebaran, giliran emosi antara warga desa Kedungtulup, Kecamatan Sumber dan Dusun Pohlandak, Desa Sumberagung, Kecamatan Jaken,Pati meledak. Tawuran antar warga dua desa sempat terjadi. Bahkan dari perseteruan itu, jembatan yang menghubungkan Desa Kedungtulup dengan Dusun Pohlandak dibakar dua kali oleh warga yang sampai saat ini masih diburu aparat. Aparat Polres Rembang bersama Polres Pati ahkirnya memang dua desa. Namun akibatnya emosi massa dua desa yang berjuang pembakaran jembatan itu, aktivitas dan kenyamanan warga menjadi terganggu. Petas Musik Terakhir, letupan emosi warga terjadi antara warga terjadi antara warga Dusun Bulaksempu Desa/Kecamatan Sumber dan wargaDusun Sumber. Emosi warga yang berjuang tawuran pada selasa (28/8) itu awalnya hanya dipicu rasa sakit hati beberapa warga Bulaksempu Karena ada pemuda desa Sumber yang meraung mesin sepeda montor ketika kegiatan upacara memperingati HUT Ke-67n Kemerdekaan Republik Indonesia di dekat lapangan sepak bola desa Sumber. Meski sudah didamainkan,namun dua dusun bertangga diduga masih memendam dendam. Tak urung, ketika digelar petas musik yang mendatangkan monata senin (10/9) malam,aparat Polres Rembang menyiagakan tak kurang satu peleton anggotanya untuk mengantisipasi tawuran susulan. Terkait munculnya tawuran warga,Camat Sumber Heriyono baru-baru ini mengatakan,emosi yang mudah tersulut diduga karena dampak cuaca panas musim kemarau yang mengakibatkan penghasilan masyarakat yang rata-rata berprofesi sebagai petani sangat minim. Tokoh pemuda Desa Sumber Gunanto mengatakan, tawuran semestinya tidak perlu terjadi. Pasalnya, warga dua desa yang bertikai semestinya sudah seperti saudara kandung. Karenanya langkah-langkah persuasif dan pendekatan yang dilakukan aparat merupakan cara yang tepat untuk meredam emosi antarwarga.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda