Warga Kedungwinong Minta Kali Dikeruk
Tetapi, kondisi dilapangan akibat alur kali tertutup material batu, menyebabkan pelaksanaan pekerjaan tidak bisa dilakukan cepat. Masalahnya, upaya mengeruk batu dan tanah tentu berbeda, sehingga sangat mempengaruhi pengoperasian ekskavator. Dengan demikian, target waktu sepakan beroperasi membantu warga desa itu harus bisa maksimal. "Bila ternyata bisa tuntas, maka berikutnya alat berat harus beroperasi dimana atau ditarik kembali, kami akan menunggu perintah pimpinan," tuturnya. Ditambah Terpisah, Kepala Bidang Binamarga DPU Pati Achmad Faizal menekankan, pemeliharaan infrastruktur pascabanjir yang diusulkan akhirnya ditambah. Hal tersebut mengingat, bencana itu telah ditetapkan dengan status tanggap darurat. Jika kerusakan jembatan dan jalan yang sebelumnya Rp. 2.8 miliar, akhirnya ditambah menjadi Rp. 4,025 iliar. Konstruksi jembatan yang kini rusak akibat diterjang bandang, harus diperbaiki dengan konstruksi baru. Karena yang lama sudah tidak mungkin dimanfaatkan lagi. Terkait dengan hal itu, lebar jembatan yang semula dua atau tiga meter tentu harus diperlebar lagi. Selain itu penguatan konstruksi juga harus dilakukan, karena rata-rata jembatan yang ada sebelumnya dibangun pihak desa, dan besar kemungkinan sudah terlalu lama. Disamping itu, jika semula ruas jalan yang mengalami kerusakan untuk diusulkan perbaikannya hanya dari Desa Pakem hingga Prawoto, kini ditambah lagi kerusakan ruas jalan Desa Kedungwinong. "Sebab banyak ruas jalan desa itu lapisan aspalnya terkelupas tergerus banjir bandang yang deras," ucap Achmad Faizal. Diperoleh keterangan, selain Tim SAR Kesbangpolinmas, anggota TNI dan Polri dikerahkan untuk bekerja bakti membantu warga bersih-bersih, Selasa (6/12 kemarin. GP Ansor dan Pemuda Muhammadiyah juga ikut ambil bagian dalam kegiatan tersebut.