Perbaikan Kebocoran Waduk Gunungrowo, Menunggu Sampai Air Habis
Kebocoran waduk Gunungrowo di Desa Sitiluhur Kecamatan Gembong, secepatnya mendapatkan penanganan atau perbaikan. Namun perbaikkan masih menunggu waktu, hingga tim dari Kementerian PU menemukan titik kebocorannya.
Kementerian PU telah mengirimkan timnya, untuk melakukan evaluasi dan analisa kebocoran yang terjadi di Waduk Gunungrowo, di Desa Sitiluhur Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, beberapa hari lalu. Ini merupakan langkah awal, untuk mengetahui titik dan tingkat kerusakan, sebelum memperbaiki kebocoran air di waduk tersebut. Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna) Noviyanto menegaskan, yang jelas tingginya debit air di sungai-sungai yang terhubung ke waduk Gunungrowo, akibat adanya kebocoran yang diduga mengalir dari gorong-gorong pengambilan (conduit) didepan pintu penggeluaran. "Bukan jebol. Karena memang sudah usia, yang mencapai 100 tahun lebih. Kemarin bocor lewat gorong-gorong pengambilan, kalau istilah teknisnya itu conduit bocor didepan pintu pengeluaran. Sehingga air keluar sebesar 3 sd 4 kubik perdetik,” kata Kepala BPSDA Seluna Noviyanto, Kamis (5/3).
Noviyanto mengaku, tim dari Jakarta memang sudah didatang dilokasi namun belum dapat berbuat banyak, karena air masih tinggi, sehingga tidak dapat melihat kondisi kebocorannya, dan harus menunggu sampai air habis. Kemungkinan tim yang dikirim dari Kementerian PU akan datang lagi bersama tim perencana konsultan dari Jakarta, melakukan analisa dan mengetahui penyebab kebocoran waduk Gunungrowo, secepatnya, dengan penanganan darurat bendungan secara permanen. “Tapi nanti menurut konsultan kalau itu harus dibongkar semua gorong-gorongnya, mestinya hampir setahunan selesainya. Namun kemarin tim dari Jakarta, akan langsung mengerjakan, karena waduk Gunungrowo termasuk pendukung program swasembada pangan. Mungkin perintah dari Menteri PU, itu harus segera dilaksanakan,” kata Noviyanto.
Selama perbaikan nanti, kata Kepala Balai Pengelolaan Sumber Daya Air Serang Lusi Juwana (BPSDA Seluna) Noviyanto, akan berdampak langsung kepada petani, karena petani tidak bisa tanam pada MT II, MT III 2015 dan MT I 2016. Namun hingga saat ini, belum dapat diketahui tingkat kerusakannya, terkecuali hasil pantauan sementara karena kebocoran dari lubang yang mengeluarkan air sekitar 3 kubik per detik.
Kebocoran yang diduga terjadi di salah satu pintu pengatur air di waduk Gunungrowo tersebut, Gembong itu, terjadi pada Minggu dinihari (2/3). Dan kebocoran tersebut sempat mengundang kekawatiran warga, yang berada disungai yang dilalui aliran gelontoran air dari Waduk Gunungrowo.
sumber berita: pasfmpati.com
sumber ilustrasi gambar: www.rri.co.id