Pembakaran Sampah Daun Butuh Penguasaan Rasa: Pembuatan Arang Briket

SALAH satu dari sejumlah inovasi yang terus diupayakan untuk mendapatkan hasil maksimal oleh pengelola Tempat PembuanganAkhir (TPA) sampah di Desa Sukoharjo, Kecamatan Margorejo, Pati, adalah pembuatan arang briket.

Bahannya dari hasil pembakaran sampah dedaunan, tapi tidak bisa sembarang daun. Sebab, salah dalam menggunakan bahan baku maka kegagalan akan terus terulang karena arang briket yang harus dicetak itu pada tahap awal adalah dari abu hasil pembakaran dedaunan itu.

Ternyata, hal yang sulit terletak pada upaya mendapatkan abu, sehingga kata kunci ada pada proses pembakaran bahan baku. Jika gagal pada proses tersebut, kata salah seorang petugas lapangan di TPA dari Bidang Kebersihan dan Pertamanan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Pati, Sukiman, untuk mencetak arang briket pun tak bisa dilakukan.

Karena itu, sistem pembakaran sampah daun harus benar-benar bisa menghasilkan abu yang benar-benar siap untuk dicetak. Dengan demikian, abu dari hasil pembakaran sampah daun tersebut tidak bisa terlalu halus karena itu sama saja dengan debu.

Kepulan Asap

Untuk mencetak debu menjadi benda padat berbentuk briket, tentu membutuhkan debu yang tidak sedikit sehingga yang muncul justru upaya pembuatan arang briket menjadi tidak efektif.

Mengingat hal tersebut, maka pihaknya menyediakan 10 unit drum untuk melakukan pembakaran sampah daun. “Akan tetapi permasalahannya bukan banyak sedikitnya drum untuk proses pembakaran sampah daun, melainkan harus bagaimana menghasilkan abu yang benar-benar maksimal,” ujarnya.

Maksudnya, jelas Sukiman, proses awal yang harus dicermati adalah saat berlangsungnya pembakaran sampah daun dalam drum. Jika dari dalam drum tersebut muncul banyak kepulan asap, hal itu sebagai pertanda sampah daun yang dibakar bukan menghasilkan abu tapi debu, dan baru sedikit tersentuh pasti semakin lembut dan halus.

Akibatnya, debu tersebut tak akan bisa dicetak meskipun sudah melalui proses pencampuran dengan bahan baku lainnya, yaitu tapioka. Itulah pentingnya penguasaan rasa sebagai ukuran saat melakukan pembakaran sampah daun dalam drum agar bisa mendapatkan abu sisa pembakaran yang bisa dicetak menjadi briket.

Dengan abu dari masing-masing drum, kemudian dikumpulkan menjadi satu untuk diproses menggunakan campuran tapioka secara terukur. Pada tahapan tersebut yang dihasilkan, adalah bentuk adonan setengah padat, dan tahap berikutnya baru dilakukan pencetakan dengan ukuran yang dikehendaki.

Saat ini hasil cetakan arang briket sengaja dibentuk potongan bulat (silinder) kecil-kecil, atau sesuai besaran arang dari bahan kayu. Tujuannya, agar saat dimanfaatkan sebagai bahan bakar di tungku tumpukannya masih ada rongga, sehingga bara api yang dihasilkan bisa merata. 

sumber berita: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/pembakaran-sampah-daun-butuh-penguasaan-rasa/

sumber ilustrasi gambar: medan.indonetwork.co.id

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda