Bahaya, air mineral kemasan botol banyak yang palsu
Masyarakat harus waspada. Sekarang ini beredar air mineral kemasan dalam botol banyak yang palsu. Botolnya asli, tapi isinya air isi ulang. Sangat bahaya buat kesehatan.
Air kemasan dalam botol ini beredar luas di Jakarta. Para pedagang nakal ini memanfaatkan botol bekas di jalanan. Caranya botol dicuci bersih kemudian diisi air mentah.
Salah satu korban air mineral mentah adalah SA (13). Korban harus menjalani perawatan di rumah sakit karena menderita diare akut. Penyebabnya adalah air mineral kemasan palsu yang dia minum. Air mineral itu dibeli di terminal Kampung Rambutan dua hari sebelum akhirnya SA masuk rumah sakit. Orangtua SA menduga bahwa air minum kemasan botol yang diminum SA tidak higienis dan kemungkinan air mineral tersebut palsu.
Kata dokter dia diare gara-gara air minum yang kotor. Kemarin waktu di Kampung Rambutan saya belikan dia Aq*** botol terus diare dan muntah-muntah, kata orangtua SA, Jumat (6/3) lalu.
Pengurus Harian YLKI (Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia) Eliyani menyarankan agar masyarakat lebih waspada dalam membeli air minum kemasan. Hasil penelitian YLKI menunjukkan banyak beredar air minum kemasan tidak memenuhi standar air minum. Sampel dari beberapa air minum kemasan yang diuji laboratorium menunjukkan adanya kandungan zat-zat berbahaya.
Agak sulit memang mengidentifikasi air minum kemasan yang memenuhi standar. Sebaiknya masyarakat membeli di tempat yang aman. Di tempat terbuka air minum sangat mudah terkontaminasi. Ada pula yang palsu. Itu sangat dikhawatirkan karena berbahaya bagi konsumen, kata Eliyani.
Hasil penelusuran merdeka.com, air-air mineral kemasan palsu beredar di tempat-tempat ramai dan terbuka. Biasanya mereka menjual melalui pedagang asongan dan ada pula yang dititipkan di warung-warung. Para pedagang nakal ini menggunakan botol-botol kemasan bekas kemudian diisi air dari sumbernya tidak jelas.
Seorang penampung botol-botol bekas di Tanah Abang juga mengakui kerap ada orang yang membeli botol-botol plastik bekas untuk dijadikan kemasan baru. "Kita jual botol bekas buat daur ulang. Tapi ada juga yang kadang beli buat diisi air lagi terus dijual. Nggak banyak paling beli 5 karung sekitar 20 kiloan. Satu kilo kita jual Rp 5 ribu," kata penampung botol bekas yang tak mau disebutkan namanya.
Botol-botol bekas tersebut dibersihkan dan bisa benar-benar nampak seperti baru. Untuk sumber air mereka menggunakan air-air dari sumur, sungai, bahkan ada menggunakan air got. Air-air tersebut kemudian dimasukkan ke dalam botol plastik bekas yang mereka beli tanpa melalui proses strerilisasi. Para penjual curang ini menggunakan bahan-bahan kimia berbahaya agar air bisa terlihat jernih dan bersih. Informasi dari penampung botol bekas di bilangan Ciputat menyebutkan kalau air mineral palsu bisa nampak bening dengan mencampurkan borak dan tawas.
"Air sumur saja sudah bahaya kalau enggak dimasak. Apalagi pakai air kali dan air comberan. Itu air bisa kelihatan bersih kalau dicampur borak sama tawas. Parah dah," kata penampung botol bekas yang mengaku hanya menjual botol-botolnya untuk keperluan daur ulang.
Bahayanya air mineral palsu bukan hanya dari air di dalamnya. Tapi juga dari botol plastik bekas yang digunakan. Botol plastik air mineral hanya baik digunakan untuk sekali pakai. Apalagi botol plastik yang menggunakan bahan jenis PET atau PETE. Bahan jenis ini jika digunakan berulang kali akan mengakibatkan lapisan polimer pada botol meleleh.
Jika meleleh, polimer akan mengeluarkan zat karsigonik yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan kanker. Antimoni trioksida yang terdapat di dalam polimer akan masuk melalu saluran pernafasan dan bisa mengakibatkan iritasi kulit serta gangguan pernapasan. Bagi wanita akan mengakibatkan masalah menstruasi serta gangguan rahim dan buah hati yang dilahirkan.
"Sekarang segel dan tutup botol sudah bisa dibuat sendiri. Tapi kita bisa lihat dari tanggal kedaluarsanya dan izin produksi. Yang pasti sebaiknya jangan beli di tempat terbuka, beli airnya ditempat yang aman saja," tandas Eliyani.
Sumber : http://www.merdeka.com