Refleksi Hari Bhayangkara ke-64, 1 Juli 2010 ; Mengedepankan Pembangunan Karakter Polri
Menjadi Pengayom Masyarakat
Sebagai bhayangkara negara, anggota Polri harus memberikan pengayom yang menyeluruh kepada masyarakat Indonesia. Menjadi pengayom harus menunjukkan sikap positif. Perlindungan yang diberikan kepada masyarakat adalah persoalan hukum dan penertiban sipil. Selama hal itu dapat diwujudkan dengan baik oleh anggota Polri, maka Polri dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Bersamaan dengan itu, Polri juga hidup di tengah-tengah masyarakat.
Sebagai pengayom tentunya harus memberikan bentuk yang nyata agar masyarakat benar-benar aman, tentram, dan damai. Untuk mengupayakan terwujudnya hal itu, anggota Polri di tengah masyarakat memberikan nilai lebih yang berguna bagi masyarakat.
Sebagai pengayom tentunya tidaklah etis jika melakukan tindakan ataupun perbuatan yang melanggar hukum. Dikatakan demikian karena secara jujur dikatakan bahwa masih ada satu-dua oknum Polri yang berkelakuan aneh di tengah masyarakat. Jangankan untuk mewujudkan ketentraman dan keamanan, alih-alih menjadi menjadi biang keladi kerusuhan di tengah masyarakat. Hal ini, sungguhpun disesalkan ternyata juga dilakukan oleh segelintir oknum.
Untuk itu, diperlukan pembinaan yang anggota Polri. Sebab, Polri bukanlah hidup di luar dari masyarakat. Anggota Polri adalah bagian dari anggota masyarakat. Sehingga pembinaan yang dilakukan, bukan hanya pembinaan bukan hanya sekadar pembinaan dalam bidang karier di dalam tugas. Bersamaan dengan itu, pembinaan terhadap aspek moralitas serta membangun hubungan baik bermasyarakat menjadi sangat penting.
Mengubah Perangai Negatif Oknum Polri
Kultur Polri yang terlihat dengan nyata oleh masyarakat adalah kultur yang tidak sepenuhnya berada dalam koridor hukum.
Harus diakui, hal itu bersifat kasuistis. Tetapi, seperti kata peribahasa; nila setitik merusak susu sebelanga. Itulah peribahasa yang cocok diungkapkan. Secara nyata, adanya perangai oknum anggota Polri yang berbuat jauh tuntutan hukum dan moral. Padahal masih banyak anggota Polri yang berbuat baik, namun mereka yang baik-baik itu tertuttupi oleh beberapa oknum Polri yang berbuat ane-aneh itu.
Hal itu ditunjukkan oleh oknum Polri. Mulai dari mereka yang bertugas di jalan raya, di kantor, di komplek pemukiman, maupun di tempat umum lainnya. Bahkan sampai adanya warga masyarakat yang enggan berurusan dengan institusi Polri. Sebab, pengalaman pada masa lalu menunjukkan hal yang negataif.
Melaporkan Kehilangan Kambing, Bersiap-siaplah Kehilangan Sapi
Melaporkan kehilangan kambing, maka bersiap-siaplah akan kehilangan sapi. Hal itulah yang selalu menjadi pameo di tengah masyarakat. Sungguh hal ini sangat mendiskreditkan Polri. Padahal, tidak ada tuntunan yang sedemikian yang diajarkan oleh kesatuan Polri secara organisasi. Tetapi oknum Polri inilah yang menimbulkan citra negatif.
Perangai negatif yang dilakukan oknum Polri mestinya menjadi PR utama agar diselesaikan terlebih dahulu. Hal inilah yang bisa dilakukan dengan kepemimpinan dengan mengutamakan pembangunan karakter. Pembangunan karakter anggota Polri harus tetap berada pada posisi yang diutamakan. Dan hal inilah yang menjadi tanggung jawab pimpinan Polri.
Polri harus mampu membina seluruh anggotanya. Tanpa pembinaan yang utuh, menyeluruh, dan berkelanjutan kepada anggota Polri, maka hal itu akan sia-saia belaka. Maka oknum anggota Polri akan tetapi seperti adanya, dan citra Polri semakin buram.
Pembangunan karakter Polri menjadi sangat utama mengingat tugas yang diemban Polri. Tugas yang begitu berat bisa menimbulkan stress dan depresi yang akut bagi anggota Polri. Sehingga membangun karakter Polri harus dengan pola kepemimpinan yang sesuai dengan kultur yang ada di Polri. Hal inilah yang sangat penting untuk dilakukan. Semoga dengan memperingati Hari Bhayangkara ke-64, Polri dapat memberikan pelayanan dan pengayoman yang lebih baik untuk masyarakat.
Semoga tidak ada lagi oknum Polri yang bermain-main dan mengabaikan hukum. Sehingga masyarakat dapat hidup tentram dan damai. Semoga saja.
Dirgahayu Bhayangkara bangsaku!***
Penulis adalah PNS Pemkab Serdang Bedagai