Masih Muda, Kok, Sering Lupa?
“Misalnya, Anda bisa mengenal seseorang lewat suara, itu berarti
persepsi. Nah, ketika lupa, berarti Anda mengalami gangguan persepsi,”
katanya lagi.
Kesibukan dan cemas berlebihan juga bisa membuat kita mudah lupa. Makin
cemas dan makin stres, makin sedikit pula energi otak yang dialokasikan
untuk mencari informasi di otak. Masing-masing orang menghadapi stres
berbeda. Ada yang terbiasa bekerja dalam tekanan tinggi dalam jangka
waktu lama, sehingga fungsi memorinya tetap baik.
Sementara, tidak sedikit orang yang dalam situasi tersebut justru
kewalahan. Dalam hal ini, stres intensif memicu pelepasan hormon
kortisol yang dapat mengganggu ingatan.
MACAM-MACAM LUPA
Apakah penyakit lupa ini bawaan lahir atau genetis? “Tidak ada lupa
yang disebabkan secara genetis,” tegas dr. Adre. Proses lupa yang
abnormal dapat dipengaruhi oleh beberapa kondisi, seperti gaya hidup,
stres, penyakit, dan makanan-makanan yang memacu perubahan pembuluh
darah otak di pusat pengingatan. Sejumlah penyakit dan gangguan
kesehatan juga bisa menjadi ‘biang keladi’ hilangnya memori. Misalnya,
penyakit vaskuler (pembuluh darah otak), stroke, terutama bila mengenai
pembuluh darah, dan infeksi otak.
“Terlalu banyak mengonsumsi makanan berlemak dan minyak bisa memicu
terjadinya penebalan pembuluh darah yang mengakibatkan peredaran darah
ke seluruh tubuh melambat. Akhirnya, otak kita kekurangan persediaan
darah, sehingga tidak dapat bekerja secara optimal,” papar dr. Adre.
Ada tiga tingkatan lupa yang bisa dialami orang. Pertama, lupa ringan,
terjadi saat Anda mengalami gangguan atau kehilangan atensi, sehingga
informasi tidak bisa dipersepsi. Atensi adalah kebiasaan memperhatikan
barang sekecil apa pun, seperti menaruh pulpen, meletakkan kacamata,
atau kunci rumah.
Atensi sebenarnya bisa dilatih. Caranya, ketika mengambil kunci rumah,
ingat-ingat di mana Anda mengambilnya, kunci apa yang Anda ambil,
seperti apa bentuknya, dan di mana Anda biasa meletakkan kunci itu.
Latihan yang terus-menerus bisa meningkatkan konsentrasi. Konsentrasi
inilah yang akan membuat kita lebih fokus dan lebih mudah memanggil
kembali ingatan kita akan sesuatu.
Kedua, lupa medium atau sedang, bisa terjadi bila ‘storage’ alias
gudang penyimpanan dalam otak tidak bisa menyimpan memori dengan baik.
Akibatnya, terjadi short term memory loss, yaitu hilangnya memori
jangka pendek. Misalnya, Anda lupa tadi makan dengan lauk apa, atau,
ingin melakukan sesuatu tapi tiba-tiba lupa. Atau, Anda mulai lupa pada
hal-hal yang baru saja terjadi dan suka mengulang ingatan yang lama.
Ketiga, lupa berat, terjadi bila ‘gudang’ penyimpanan memori dalam otak
rusak, sehingga tidak bisa menyimpan memori lagi. Kondisi ini disebut
pikun, dan banyak terjadi pada manula. Biasanya, pada kondisi ini yang
diingat hanya cerita masa lalu. Sebab, memori lama tersimpan dalam otak
bagian bawah (ketika fungsi otak masih normal). Sementara itu, memori
baru tersimpan dalam otak bagian atas. ‘Gudang’ otak bagian atas ini
mengalami penurunan fungsi seiring bertambahnya usia.
Ada juga penyakit demensia, yaitu penyakit lupa yang disebabkan oleh
gangguan di pembuluh darah (demensia vascular) atau proses penuaan
(Alzheimer).
Sementara, amnesia (yang kerap terjadi di sinetron) adalah lupa sejenak
yang diakibatkan oleh trauma di bagian kepala. Dalam hal ini, ada dua
jenis amnesia, yaitu Amnesia retrograde (terjadi sebelum trauma) dan
Amnesia anterograde (terjadi setelah trauma). Pada amnesia retrograde
penderita dapat mengingat kejadian sebelumnya, sedangkan penderita
amnesia anterograde sama sekali tidak bisa mengingat kejadian
sebelumnya.
WANITA LUPA 3 HAL TIAP HARI
Anda sering ketinggalan barang? Ternyata, Anda tidak sendiri.
Riset yang dilakukan oleh National-Lottery.co.uk menunjukkan bahwa
rata-rata orang dewasa di Inggris melupakan 3 hal setiap hari. Begitu
tiba di supermarket, 12 juta orang lupa harus berbelanja apa, 15 juta
orang lupa meninggalkan makan atau minuman mereka hingga dingin, dan 15
juta lainnya lupa meletakkan kunci rumah atau mobil.
Gaya hidup modern yang sangat sibuk, beban kerja yang meningkat,
tekanan serta teknologi modern disebut sebagai penyebab ‘penyakit’
lupa. Juru bicara National Lottery mengatakan, saat ini orang lebih
sibuk dengan pekerjaan dan urusan pribadi. Sehingga, ruang untuk
mengingat dalam pikiran telah penuh sesak.
Hal senada juga terungkap dari hasil pengamatan dr. Adre. Ia
mengatakan, transisi budaya yang minim interaksi sosial menjadi
penyebab tingginya angka kelupaan pada orang muda. Contohnya, sekarang
orang cenderung untuk belanja ke mal. Begitu barang dan harganya cocok,
Anda akan langsung membayar dan melenggang ke luar. Aktivitas ini bisa
dibilang hanya mengeluarkan tidak lebih dari 10 kalimat.
Sementara itu, dulu orang berbelanja di pasar, sehingga terjadi
interaksi tawar-menawar antara penjual dan pembeli. Tawar-menawar dan
hitung- menghitung inilah yang membuat daya kerja otak makin terasah.
“Sekarang, interaksi seperti ini jarang terjadi, sehingga mengakibatkan
menurunnya kemampuan verbal (autism syndrome) pada otak,” jelasnya.
Menurunnya konsentrasi pada wanita usia produktif juga dapat disebabkan
oleh pekerjaannya yang ‘overload’, pengaturan sistem kerja yang tidak
tersusun rapi, dan tidak fokus pada satu pekerjaan. Akibatnya, otak
yang berfungsi untuk mengatur konsentrasi terganggu. “Memfokuskan
pikiran pada hal-hal yang lebih penting dan melakukan pekerjaan dengan
pengaturan jadwal yang rapi bisa membantu meningkatkan atensi dan
konsentrasi,” lanjut dr. Adre memberikan tip.
Selain itu, biasakan diri untuk tidak tergantung pada orang lain.
“Sel-sel otak manusia berjumlah sekitar 1 triliun. Dan, rata-rata
manusia hanya menggunakan 5% saja dari asetnya ini. Anda perlu
mengoptimalkan kerja sel dengan melatih atensi dan konsentrasi dengan
tidak bergantung pada orang lain untuk mengingatkan Anda,” lanjutnya.
TIP
CARA SEDERHANA MELATIH OTAK
1 Mencatat dan memprioritaskan pekerjaan pada hal-hal yang dapat dilakukan dalam jangka pendek dan menengah.
2 Mengimbangi kesibukan kantor dengan aktivitas lain, seperti kegiatan hobi atau bersosialisasi.
3 Neurobik alias
senam saraf. Caranya, mengubah alur rutinitas atau melakukan sesuatu
dengan cara yang berbeda. Cobalah melalui jalur berbeda saat pulang
kantor. Atau, kalau biasanya Anda terbiasa memakai jam di tangan kiri,
pindahkan ke tangan kanan.
Penulis: Ratimah Mahdi (Kontributor - Jakarta)
[Dari femina 23 / 2010]