Jangan Emosi Terhadap Anak Kritis

Orang tua sebaiknya sejak awal sadar pentingnya mendidik anak-anak mereka. Ada beberapa hal yang pendidikan sekolah tidak bisa menjangkau sehingga peranan orang tua mutlak diperlukan. Pendidikan formal sebatas mendidik manusi secara umum, namun nilai-nilai unik seperti tradisi keluarga mutlak harus diberikan oleh orang tua sendiri. Misalnya, ketika anak-anak saya sekolah di Australia di rumah saya tetap mendidik mereka dengan tata krama sebagai orang Jawa. Saya tetap mendidik mereka untuk bisa berbicara bahasa Jawa, mengenal budaya Jawa, dan mempelajari filosofi hidup orang Jawa. Dengan sabar saya selalu menjawab pertanyaan anak-anak saya ‘mengapa’. Jawaban  untuk anak-anak juga saya susun dengan bahasa yang mudah dipahami. Sebagai orang tua kita sebaiknya siap dengan fenomena tantangan hidup yang semakin kompleks. Kita harus sadar jika dunia berkembang dengan sangat cepat sekali. Banyak hal yang anak-anak lihat, tetapi mereka miskin pemahaman terhadap apa yang mereka lihat. Tugas orang tua adalah membantu anak untuk terus berpikir kritis ‘mengapa‘ dan mereka harus ‘bagaimana‘?  untuk merespon setiap dinamika kehidupan dan memutuskan hal yang terbaik untuk dirinya. Tuntutan kehidupan yang semakin kompleks, membuat manusia harus memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik untuk mengurai setiap dinamika kehidupan yang begitu kompleks. Akhir kata, apakah Anda termasuk orang tua yang senang dengan anak-anak yang kritis atau alergi ketika mendengar kata-kata ‘mengapa‘ yang keluar dari mulut mereka sebagai wujud dari kekritisan pikiran mereka.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda