Tradisi Berebut Nasi di Balik Upacara Sedekah Bumi
salah satu diantaranya supaya hasil bumi yang diusahakan masyarakat selama setahun mendatang bertambah dan menjadikan berkah. Tak terkecuali harapan yang disampaikan Kepala Desa Gunungsari, Kecamatan Tlogowungu Suripan saat menggelar upacara Sedekah Bumi pada akhir Oktober lalu. Sejumlah masyarakat yang mempunyai kemampuan ekonomi lebih menyumbangkan bermacam hidangan sederhana untuk dibagi-bagikan sat pelaksanaan ritual tersebut. Sementara itu, kepala dan perangkat desa wajib membuat Pucuk Godek sebagai simbol Sedekah Bumi didesa setempat. Simbol itu serupa menara yang dibuat dari batang bambu. Bagian atasnya diberi hiasan bermacam bendera warna-warni. "Ini wujud rasa syukur kami atas rezeki yang selama ini diberikan Allah melalui hasil bumi, "tutur Suripan. Konon banyak warga yang mempercayai ada berkah tertentu yang ada dibenak Barno dan enam rekannya yang lain. Ketujuh warga Desa Bakalan, Kecamatan Batangan itu tak begitu tertarik memperebutkan hiasan Pucuk Godeg, padahal, sejak pukul 08.00 mereka sudah berada dikawasan Punden Pertapan tempat dilangsungkannya ritual Sedekah Bumi itu. Rupanya kedatangan mereka itu hanya sebatas ingin mendapat nasi beserta lauk-pauknya yang dibagikan secara cuma-cuma kepada warga yang mengikuti ritual tersebut. "Sayang kan kalau nasi itu terbuang percuma. Padahal, sekarang ini susah cari makan. Karena itu, kami kesini yang untuk mendapat nasi dan lauk-pauknya yang dibagikan secara cuma-cuma ini," tutur Barno yang sehari-hari bekerja sebagai buruh serabutan itu. Rupanya jarak antara rumahnya dan Punden Pertapan yang mencapai puluhan kilometer itu tak mengurungkan niatnya untuk memperebutkan nasi beserta lauk-pauknya dalam ritual Sedekah Bumi tersebut. Agar tak sampai terlambat dan bisa masuk kelokasi ritual, dia dan keenam temannya berangkat pukul 06.00 dengan menumpang mobil pickup. "Kalau tidak datang pagi, kami khawatir tidak bisa masuk karena biasanya sudah banyak warga yang ikut ritual sedekah Bumi. Tahun ini adalah kedelapan kalinya kami berebut nasi disini," ujar Barno saat mengikuti di Desa Gunungsari, beberapa waktu lalu.