UNESCO Ketok Palu soal Batik
Menurutnya, delegasi dari Malaysia juga datang ke Abudhabi dan memberikan selamat kepada delegasi Indnesia batik telah menjadi warisan budaya dunia. Sebelumnya, 2003 dan 2005, UNESCO telah mengakui wayang dan keris adalah milik Indonesia. Jero Wacik menegaskan, agar masyarakat Indonesia harus memberikan apresiasi atas keputusan tersebut. Bangsa Indonesia jangan hanya berjuang untuk mencari pengakuan. Karena ini merupakan warisan nenek moyang untuk menunjukkan karya budaya Indonesia. ”Jadi mari kita sering-sering memakai batik, jangan setelah diakui malah malas memakai batik dan mari kita menonton wayang,” ujarnya. Deklarasi Batik Sementara itu, ratusan masyarakat batik di Kota dan Kabupaten Pekalongan, semalam mendeklarasikan Prakarsa Pekalongan serta menandatangani kain mori menggunakan canting. Kegiatan itu dilakukan dalam serangkaian acara malam tasyakuran masyarakat batik Pekalongan atas dikukuhkannya batik Indonesia sebagai karya agung warisan budaya dunia oleh UNESCO. Dalam acara itu, disebutkan Pekalongan adalah satu-satunya kota di dunia yang memiliki batik dengan pengaruh unsur budaya terlengkap. Dengan diselimuti tradisi dari adat istiadat tanah Jawa, tersentuh budaya Eropa pada masa penjajahan Belanda, juga mendapat sentuhan India, Jepang, Arab serta China. Ungkapan itu dikatakan H Romi Okta Birawa, salah seorang inisiator Prakarsa Pekalongan. “Malam ini kita resmi mendapatkan warisan nenek moyang karena, pukul 16.45 tadi (kemarin-red), sudah muncul kabar pengukuhan dari UNESCO batik Indonesia sebagai karya agung warisan budaya dunia,” katanya. Hj Fatkhiah A Kadir, tokoh pecinta batik, mengatakan dengan dilestarikannya warisan budaya dengan baik, batik akan dapat dipertahankan sebagai warisan asli Indonesia. Sementara itu, pada puncak acara, dibacakan Prakarsa Pekalongan berupa pernyataan sikap, masing-masing meminta tanggal 2 Oktober dicanangkan sebagai Hari Batik Nasional dan masyarakat Pekalongan siap melestarikan, mengembangkan serta mempertahankan batik bangsa Indonesia sebagai karya agung warisan budaya dunia. Usai pembacaan, sekitar 300 masyarakat batik Pekalongan menandatangani dukungan di atas kain putih menggunakan canting, dipimpin Wali Kota HM Basyir Ahmad, Wakil Wali Kota H Abu Al Mafachir, Bupati Dra Hj Siti Qomariah MAg.(K32,H52-77)