Memblokir Situs Porno tidak semudah membalik tangan
Setelah saya cek software yangdigunakan KOMINFO ternyata Squidguard walau dinamakan trustpositif.Ini lumayan berbahaya karena software ini tidak effisien untukmemblokir situs pada jaringan ISP yang traffic-nya tinggi. Bisa-bisaserver akan hang & Internet akan tewas bukan cuma lambat. Sayatidak merekomendasikan squidguard untuk ISP dengan traffic besar,akan tewas Internet kalau gini caranya.
Belum lagi database trustpositifKOMINFO ternyata bermasalah, beberapa laporan pemblokiran yang tidakpada tempatnya seperti beberapa situs Ads dilaporkan di Facebook &Forum. Beberapa teman yang mencari rejeki di Internet tampaknya harusgigit jari dengan blokiran KOMINFO ini.
Implementasi yang lebih realistis – akan lebih realistis jika proses pemblokiran dilakukan pada tingkat yang lebih rendah, di tingkat WARNET, Sekolah, Kantor, Rumah ataupada sistem operasi komputer yang digunakan. Karena beban trafficyang terjadi lebih kecil tidak membutuhkan komputer kecepatan tinggiuntuk memblokir. Banyak solusi masyarakat ditingkat ini seperti DNSNawala, Dansguardian, Squid Guard, bahkan sistem operasi muslimseperti sabily yang bisa di ambil gratis dari www.sabily.org. Cuma pada tingkat ini, dibutuhkan proses pemberdayaan masyarakat, pemandaian masyarakat untuk bisa memasang software, mengkonfigurasi software, mengupdate software. Pertanyaannya, apakah KEMKOMINFO bersedia mengalokasikan dananya untuk memandaikan masyarakat secara masif.
Untuk tingkat sekolah sebetulnya sejaktahun lalu sudah ada schoolonffline yang memungkinkan pelajaran Internet secara offline di sekolah. Konsekuensinya tidak perlu takutsiswa nantinya mengakses situs porno dll. Schoolonffline bisa diambil gratis di http://schoolonffline.id-repo.or.id.Ratusan/ sekolah percontohan sekarang ini mulai menerapkanschoolonffline. Sekedar catatan schoolonffline tidak di biayaipemerintah, ini kebetulan saya yang buat tanpa biaya siapapun &saya infaq-kan untuk kepentingan pendidikan di republik Indonesia.
Dari diskusi pagi dengan Pak HendryKEMKOMINFO, saya meraba tampaknya KEMKOMINFO belum menyiapkan backoffice yang lengkap untuk melayani masyarakat dalam memblokir situs porno. Seperti (1) database situs porno yang lengkap dan URL yangbisa di akses secara gratis oleh masyarakat, (2) mekanisme pelaporandari masyarakat jika ada situs / halaman porno, (3) mekanismepenyampaian laporan masyarakat ke dalam database cekal. (4) Meminta RIM untuk pemblokiran situs porno bagi pemakai BlackBerry, (5)pemberdayaan WARNET, Sekolah, Kantor tentang teknik pemblokiran situsporno, melalui buku, artikel, web, video tutorial, (6) berinteraksisecara aktif dengan masyarakat menjawab pertanyan & memberikanarahan melalui telepon, e-mail, forum, web dll.
Semoga KEMKOMINFO cukup siap dengan Pekerjaan Rumah yang sangat besar harus dilakukannya denganmencanangkan pemblokiran situs porno ..
Belum lagi database trustpositifKOMINFO ternyata bermasalah, beberapa laporan pemblokiran yang tidakpada tempatnya seperti beberapa situs Ads dilaporkan di Facebook &Forum. Beberapa teman yang mencari rejeki di Internet tampaknya harusgigit jari dengan blokiran KOMINFO ini.
Implementasi yang lebih realistis – akan lebih realistis jika proses pemblokiran dilakukan pada tingkat yang lebih rendah, di tingkat WARNET, Sekolah, Kantor, Rumah ataupada sistem operasi komputer yang digunakan. Karena beban trafficyang terjadi lebih kecil tidak membutuhkan komputer kecepatan tinggiuntuk memblokir. Banyak solusi masyarakat ditingkat ini seperti DNSNawala, Dansguardian, Squid Guard, bahkan sistem operasi muslimseperti sabily yang bisa di ambil gratis dari www.sabily.org. Cuma pada tingkat ini, dibutuhkan proses pemberdayaan masyarakat, pemandaian masyarakat untuk bisa memasang software, mengkonfigurasi software, mengupdate software. Pertanyaannya, apakah KEMKOMINFO bersedia mengalokasikan dananya untuk memandaikan masyarakat secara masif.
Untuk tingkat sekolah sebetulnya sejaktahun lalu sudah ada schoolonffline yang memungkinkan pelajaran Internet secara offline di sekolah. Konsekuensinya tidak perlu takutsiswa nantinya mengakses situs porno dll. Schoolonffline bisa diambil gratis di http://schoolonffline.id-repo.or.id.Ratusan/ sekolah percontohan sekarang ini mulai menerapkanschoolonffline. Sekedar catatan schoolonffline tidak di biayaipemerintah, ini kebetulan saya yang buat tanpa biaya siapapun &saya infaq-kan untuk kepentingan pendidikan di republik Indonesia.
Dari diskusi pagi dengan Pak HendryKEMKOMINFO, saya meraba tampaknya KEMKOMINFO belum menyiapkan backoffice yang lengkap untuk melayani masyarakat dalam memblokir situs porno. Seperti (1) database situs porno yang lengkap dan URL yangbisa di akses secara gratis oleh masyarakat, (2) mekanisme pelaporandari masyarakat jika ada situs / halaman porno, (3) mekanismepenyampaian laporan masyarakat ke dalam database cekal. (4) Meminta RIM untuk pemblokiran situs porno bagi pemakai BlackBerry, (5)pemberdayaan WARNET, Sekolah, Kantor tentang teknik pemblokiran situsporno, melalui buku, artikel, web, video tutorial, (6) berinteraksisecara aktif dengan masyarakat menjawab pertanyan & memberikanarahan melalui telepon, e-mail, forum, web dll.
Semoga KEMKOMINFO cukup siap dengan Pekerjaan Rumah yang sangat besar harus dilakukannya denganmencanangkan pemblokiran situs porno ..
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda