Genangan Jambean Kidul Termasuk Bencana

"Harus ada laporan dulu dari pemerintah desa setempat. Nanti kami akan mengajukan ke Bapak Bupati bagaimana ketetapannya," kata Sigit, kemarin.
Sementara itu, pihaknya masih menjadi SKPD yang menerima laporan tentang bencana alam. Penanganan selanjutnya akan dilakukan bersama dengan instansi terkait yang lain.
"Kami hanya sebatas pada penanganan bantuan evakuasi atau pengangkutan bantuan. Untuk yang lainnya nanti dikoordinasikan dengan dinas yang lain," ujarnya.
Kolam Retensi
Dia mengaku, sejauh ini belum ada laporan tentang luapan Sungai Juwana yang menggenangi ratusan hektare sawah di Jambean. Karena itu dia menyarankan untuk segera mendapat penanganan.
Sementara itu, Kasi Eksploitasi dan Pemeliharaan pada Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Pati Sunardi ST mengatakan, secara histroris keberadaan lahan yang berhimpitan dengan Sungai Juwana tersebut dulunya berfungsi sebagai kolam retensi untuk menampung limpasan air sungai. Hanya, areal itu berubah menjadi lahan pertanian.
Dalam desain penanganan banjir Sungai Juwana yang disusun Balai Besar Wilayah Sungai (BBSW) Pemali Juwana, kawasan tersebut akan difungsikan seperti sebelumnya sebagai kolam retensi. Namun, rencana tersebut masih masih sebatas tawaran, sehingga jadi atau tidaknya diserahkan kepada masyarakat dan Pemkab Pati.
Kolam retensi tersebt diplot di tiga daerah yang meliputi Desa Jambean Kidul (Kecamatan Margorejo), Talun (Gabus), dan Bulung Kulon (Kudus). Adapun luasnya untuk Jambean Kidul 268 hektare, Talun 166 hektare, dan Bulung Kulon 312,50 hektare.
Sunardi mengatakan, sampai saat ini belum ada kejelasan tentang pengadaan kolam retensi tersebut. Hal itu baru sebatas tawaran yang nantinya akan dikaji lebih lanjut.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda