53 Orang Cacat Kaki Buntung, Dapat Bantuan Kaki Palsu
Kepala Disosnakertrans Pati Ir Purwadi berharap, bantuan bagi penyandang cacat dari Yayasan Shadu Vaswani India ini, untuk memberikan kemudahan, serta menumbuhkan kepercayaan diri bagi penerima bantuan kaki palsu.
Menurut salah seorang penerima bantuan kaki palsu, bernama Rukardi, setelah lima tahun berjalan menggunakan tongkat, akhirnya dia dapat menerima bantuan kaki palsu. Rukardi bercerita, dia kehilangan salah satunya lima tahun lalu, karena penyakit kencing manis yang dideritanya.
”Pada 2004 lalu saya harus menjalani amputasi di sebuah rumah sakit swasta di Kudus,” ujar warga Desa Sidoarum Kecamatan Jakenan tersebut.
Penyandang cacat lainnya yang juga mendapat bantuan kaki palsu adalah Sumono (45). Warga Desa Margomulyo Kecamatan Juwana ini mengaku sudah tujuh tahun kehilangan kakinya, akibat peristiwa kecelakaan.
”Saat itu saya mengemudikan truk, alhamdulillah sekarang saya sudah mendapatkan kaki palsu yang bisa membuat saya bisa beraktifitas seperti orang normal,” terangnya.
Dari jumlah tadi, kata Kepala Dissosnakertrans Ir Purwadi, ada tiga orang yang batal mendapat bantuan kaki palsu. Karena saat diperiksa, di dalam kakinya masih terdapat pen. Sedangkan dua penyandang cacat lainnya yang juga batal mendapat bantuan disebabkan mereka menderita penyakit gula, yang jika dipaksakan akan berdampak negatif bagi mereka. Sehingga keluarganya membatalkan rencana untuk menerima bantuan kaki palsu, yang difasilitasi Dissosnakertrans Pati.
Menurut salah seorang penerima bantuan kaki palsu, bernama Rukardi, setelah lima tahun berjalan menggunakan tongkat, akhirnya dia dapat menerima bantuan kaki palsu. Rukardi bercerita, dia kehilangan salah satunya lima tahun lalu, karena penyakit kencing manis yang dideritanya.
”Pada 2004 lalu saya harus menjalani amputasi di sebuah rumah sakit swasta di Kudus,” ujar warga Desa Sidoarum Kecamatan Jakenan tersebut.
Penyandang cacat lainnya yang juga mendapat bantuan kaki palsu adalah Sumono (45). Warga Desa Margomulyo Kecamatan Juwana ini mengaku sudah tujuh tahun kehilangan kakinya, akibat peristiwa kecelakaan.
”Saat itu saya mengemudikan truk, alhamdulillah sekarang saya sudah mendapatkan kaki palsu yang bisa membuat saya bisa beraktifitas seperti orang normal,” terangnya.
Dari jumlah tadi, kata Kepala Dissosnakertrans Ir Purwadi, ada tiga orang yang batal mendapat bantuan kaki palsu. Karena saat diperiksa, di dalam kakinya masih terdapat pen. Sedangkan dua penyandang cacat lainnya yang juga batal mendapat bantuan disebabkan mereka menderita penyakit gula, yang jika dipaksakan akan berdampak negatif bagi mereka. Sehingga keluarganya membatalkan rencana untuk menerima bantuan kaki palsu, yang difasilitasi Dissosnakertrans Pati.
Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda