Menyusui Pengaruhi Perilaku Anak
Sejumlah proyek penelitian telah dilakukan Universitas Oxford, Essex dan York, bersama-sama dengan Universitas College London. Mereka sampai kepada kesimpulan mengenai dampak menyusui kepada perilaku anak. Mereka menggunakan data dari Cohort Millenium yang melakukan survei terhadap bayi yang lahir di Inggris selama periode 12 bulan antara tahun 2000 dan 2001. Lebih dari 10.000 pasang ibu dan bayi ambil bagian dalam survei itu. Mereka diwawancarai saat bayi berusia sebilan bulan dengan selang dua-tahunan. Para peneliti meminta orang tua untuk mengisi kuesioner guna menilai potensi kesulitan perilaku anak-anak mereka. Pertanyaan mencakup masalah-masalah emosional seperti kecemasan, hiperaktif, kegelisahan, dan masalah perilaku seperti berbohong dan mencuri. Para peneliti menulis di jurnal Archives of Disease in Childhood bahwa mereka tidak peduli dengan kenakalan anak-anak. "Anak-anak belajar perilaku yang sesuai dari orang-orang di sekitar mereka selama proses pembelajaran. anak kadang berperilaku tidak tepat misalnya mudah marah atau agresif," tulis mereka. Perilaku tidak tepat misalnya mudah marah atau agresif," tulis mereka. Perilaku negatif itu bila terjadi berulang kali selama jangka waktu tertentu akan berdampak negatif terhadap perkembangan anak dan mengganggu anak atau kehidupan sehari-hari keluarga mereka." Mereka menawarkan dua penjelasan atas temuan mereka. Salah satunya, bahwa Air Susu Ibu (ASI) mengandung sejumlah besar asam lemak esensial, yang dikenal memiliki peran penting dalam pengembangan dan fungsi otak dan sistem saraf pusat. Dalam dekade terakhir, mereka mencatat, produsen susu formula telah melengkapi prodk mereka dengan asam lemak esensial. Mereka juga menulis bahwa "menyusui mengarah ke lebih banyak interaksi antara ibu dan anak." Peter Kinderman, profesor psikologi klinis di Universitas Liverpool, menyebut bahwa "ada ikatan emosional antara ibu-anak yang berlangsung selama menyusui." "Ikatan emosional antara orang tua dirasa dominan bagi pembangunan mental anak di kemudian hari," katanya. "Ini adalah bukti pentingnya ASI dan kedekatan antara ibu-bayi, bukan hanya untuk kesehatan fisik tetapi juga untuk perkembangan psikologis anak," katanya.