Atasi Bencana dengan Kesetiakawanan Sosial
Penanggulangan
bencana tidak bisa dilakukan secara parsial melainkan harus
komprehensif. Ini terkait sifat bencana yang tidak bisa diprediksi kapan
akan terjadi. Kini kita punya satu sistem yang akan diimplementasikan
ke masyarakat, yang harus dilaksanakan bersama-sama oleh masyarakat.
Sementara
itu Profesor BambangTriadji. Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas
Ageng Tirtayasa mengatakan, nilai-nilai kesetiakawanan sosial perlu
dibangkitkan kembali dalam rangka menumbuhkan kepedulian terhadap
sesama, khususnya ketika terjadi bencana.
Kita tentu saja perlu
mengingatkan para pemimpin negeri tentang tugas lain yang tak kalah
penting yakni pemberdayaan masyarakat. Aksi sosial seperti pengobatan
gratis memang membantu masyarakat tetapi tidak mungkin berlangsung
terus-menerus karena bisa meninabobokan masyarakat.
Pendekatan
sinterklas dalam jangka panjang justru memperlemah daya juang
masyarakat. Mereka akan senantiasa menunggu uluran tangan orang lain
manakala ditimpa kesulitan. Kemandirian sirna. Itu yang tidak kita
kehendaki. Tugas dan tanggung jawab pemerintah yang utama adalah
membentuk masyarakat mandiri melalui terobosan program pemberdayaan.
Sayangnya program semacam itu belum kita lihat sedang dikerjakan dengan
sungguh-sungguh.
Solidaritas memang salah satu aset sosial bangsa
ini. Aset yang sangat berharga dan kita syukuri karena masih bertahan
dalam keseharian masyarakat dengan format yang unik dan beragam. Warga
masyarakat dengan caranya masing-masing suka menolong atau membantu
sesama yang membutuhkan.
Sejarah Indonesia telah membuktikan
betapa kesetiakawanan sosial itu mampu menjadikan bangsa ini tetap
tangguh dalam situasi yang sangat buruk sekalipun.