Tak Bayar Sumbangan, Ijazah Ditahan

"Ini belum hitungan biaya masuk SMP. Saya pusing karena banyak pungutan di sini. Semua di luar sepengetahuan wali murid sebelumnya," uajrnya. sesua dengan informasi yang diterimanya, sumbangan yang dipungut saat pengambilan ijazah itu untuk keperluan perbaikan sekolah. Namun, dia menyesalkan nilai yang ditentukan sehingga tidak sesuai dengan kemampuan finansial wali murid.
"Kalau orang tua yang mampu Saya kira tidak masalah. Tetapi kalau seperti Saya, itu jelas memberatkan, apalagi tahun ini anak saya masuk SMP,"keluhnya.
Tidak Memaksa
kepala SDN Pati Kidul Sri Widayati mengemukakan, pihaknya tidak pernah memaksa orang tua siswa memberikan sumbangan dalam jumlah tertentu. sekolah, menurutnya hanya meminta sumbangan sukarela bagi siswa yang lulus sesuai kemampuan orang tuanya.
"Kami hanya minta uang syukuran dan itu tidak kami paksa, apalagi menentukan jumlahnya. Sebelum itu juga telah kami sampaikan kepada para siswa," tandas Kepala SDN PAti KIdul 1-4 itu.
Menurutnya, sebagian lantai di bekas SDN Pati Kidul 04 telah rusak sehingga perlu diperbaiki. Adapun alokasi biaya operasional sekolah (BOS) telah habis untuk keperluan lain sehingga tidak bisa dimanfaatkan untuk perbaikan tersebut.
"Itu semua sudah Kami bahas dengan komite sekolah dan tidak ada masalah dengan orang tua murid. Jadi, kalau ada yang keberatan seperti itu Saya kira kurang pas ya," tandasnya.
Demikian pula dengan pungutan Rp 500.000,00 untuk setiap siswa baru, Widayati juga mengungkapkan, hal itu berdasarkan keputusan bersama dengan komite sekolah. Karena perlengakapan laptop dinilai perlu untuk mendukung pendidikan masa kini.

Komentar (0)
Tuliskan Komentar Anda